Sinergi ForkopimcaM Laren dan Perhutani Wujudkan Ketahanan Pangan, Tanam Jagung di Lahan Hutan Desa Laren

Infolamongan.id – Sebuah pemandangan yang menggembirakan dan sarat makna terhampar di kawasan hutan Desa Laren, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan. Lahan yang biasanya didominasi tegakan pohon, kini menyisakan ruang bagi kehidupan baru; benih-benih jagung yang ditanam dengan penuh harapan. Kegiatan penanaman jagung serentak ini bukan sekadar ritual bertanam biasa, melainkan sebuah gerakan kolektif yang melibatkan Pj Danramil 0812/19 Laren beserta Babinsa, Kepolisian, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (MuspimcaM) Laren, Perum Perhutani, dan puluhan petani setempat.

Inisiatif kolaboratif ini merupakan langkah nyata dan strategis dalam merespon seruan program Ketahanan Pangan Nasional. Fokusnya adalah pada optimalisasi pemanfaatan lahan, khususnya di kawasan hutan yang dikelola Perhutani, melalui sistem agroforestri. Sistem ini dipilih bukan tanpa alasan. Agroforestri menawarkan solusi cerdas dengan memadukan kehutanan dan pertanian, menciptakan simbiosis mutualisme. Di satu sisi, fungsi utama hutan sebagai penopang ekosistem tetap terjaga kelestariannya. Di sisi lain, lahan tersebut dapat menghasilkan nilai ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar melalui komoditas pangan strategis, yaitu jagung.

Keterlibatan TNI Angkatan Darat dalam program ini menunjukkan peran strategisnya yang terus berkembang, tidak hanya di bidang pertahanan tetapi juga dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Kehadiran para Babinsa di lapangan menjadi jembatan yang menghubungkan kebijakan pemerintah dengan realitas di tingkat akar rumput.

Komitmen TNI: Menanam Harapan untuk Kemandirian Pangan

Pelda Suhadi Prayitno, Pj Danramil 0812/19 Laren, dengan tegas menyatakan komitmennya. Baginya, kegiatan ini adalah bukti otentik dari semboyan “TNI Manunggal dengan Rakyat”. Ia menjelaskan bahwa sinergi yang terjalin erat dengan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari MuspimcaM hingga Perhutani, adalah kunci keberhasilan.

“Kegiatan tanam jagung hari ini adalah bukti nyata TNI manunggal dengan rakyat dan bersinergi dengan seluruh stakeholder, mulai dari Muspika hingga Perhutani. Kami, para Babinsa, akan terus mendampingi para petani, memastikan proses tanam hingga panen berjalan lancar dan hasilnya maksimal,” tegas Pelda Suhadi Prayitno di sela-sela kegiatannya membagikan benih.

Lebih dari sekadar aktivitas menanam, ia melihatnya sebagai sebuah investasi masa depan. “Ini bukan hanya menanam benih, tetapi menanam harapan untuk kemandirian pangan di wilayah kita. Kami berharap, hasil panen jagung nanti dapat berkontribusi signifikan terhadap ketersediaan pangan di Lamongan dan secara lebih luas, bagi ketahanan pangan nasional,” sambungnya dengan penuh optimisme.

Pernyataan tersebut bukanlah retorika belaka. Peran pendampingan Babinsa akan sangat krusial dalam fase-fase selanjutnya, mulai dari pemantauan pertumbuhan tanaman, penanganan hama, hingga memastikan distribusi hasil panen yang menguntungkan bagi petani. Keberadaan mereka menjadi motivator dan problem solver di lapangan.

Dukungan Penuh Pemerintah Kecamatan dan Optimalisasi Lahan

Sambutan hangat juga datang dari pucuk pimpinan di Kecamatan Laren. Camat Laren, Syam Teguh S.H., M.M., menyambut baik dan mengapresiasi tinggi inisiatif kolaborasi yang digagas Koramil ini. Ia menekankan bahwa optimalisasi lahan adalah kunci untuk meningkatkan taraf hidup petani dan menggerakkan ekonomi lokal.

“Kami sangat berterima kasih kepada Koramil, Polsek, Perhutani, dan seluruh kelompok tani atas inisiatif dan kerja kerasnya. Sinergi ini menunjukkan bahwa dengan kebersamaan, potensi lahan di Kecamatan Laren dapat kita optimalkan untuk kesejahteraan masyarakat dan penguatan ekonomi lokal,” ujar Syam Teguh.

Ia memandang program penanaman jagung di lahan Perhutani ini sebagai sebuah langkah yang sangat strategis. Dalam kondisi dimana lahan pertanian produktif semakin terbatas, pemanfaatan setiap jengkal tanah yang ada menjadi sebuah keharusan. “Program tanam jagung di lahan Perhutani ini adalah langkah strategis untuk memanfaatkan setiap jengkal tanah produktif. Kami berkomitmen penuh untuk mendukung penyediaan sarana dan prasarana pertanian, termasuk pendampingan teknis agar panen jagung dapat berlimpah dan berkelanjutan,” pungkasnya dengan penuh keyakinan.

Komitmen dari pemerintah kecamatan ini menjadi angin segar bagi para petani. Dukungan berupa penyediaan pupuk bersubsidi, akses terhadap bibit unggul, serta pendampingan teknis dari penyuluh pertanian akan melengkapi peran pendampingan yang sudah dilakukan oleh Babinsa.

Model Agroforestri dan Masa Depan yang Berkelanjutan

Kegiatan penanaman jagung di Desa Laren ini memiliki nilai strategis yang melampaui batas-batas geografis kecamatan. Ia diharapkan dapat menjadi model percontohan atau pilot project bagi wilayah-wilayah lain di Kabupaten Lamongan, bahkan di tingkat provinsi.

Model agroforestri yang diusung menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan. Sistem ini mencegah alih fungsi hutan secara liar dengan memberikan nilai ekonomi langsung dari hutan itu sendiri kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat memiliki kepentingan dan tanggung jawab untuk menjaga kelestarian hutan, karena di sanalah sumber penghidupan mereka tumbuh.

Kolaborasi yang terjalin erat antara ForkopimcaM (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan) yang terdiri dari Koramil, Polsek, dan Kecamatan, bersama dengan Perhutani dan kelompok tani, adalah contoh nyata dari tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Kekompakan ini menunjukkan kesadaran kolektif akan pentingnya swasembada pangan dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan.

Pada akhirnya, sektor pertanian kembali ditegaskan sebagai pilar utama ketahanan negara. Ketika pangan cukup dan tersedia secara lokal, ketahanan nasional menjadi lebih kokoh. Setiap biji jagung yang ditanam di lahan hutan Desa Laren bukan hanya tentang menumbuhkan tanaman, tetapi tentang menumbuhkan kemandirian, kesejahteraan, dan ketahanan sebuah bangsa, yang dimulai dari desa. Gerakan ini adalah sebuah testament bahwa dengan sinergi, tidak ada lahan yang terlantar, dan tidak ada harapan yang mustahil untuk dituai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *