Infolamongan.id – Forum Kader Bela Negara (FKBN) Kabupaten Lamongan menggelar diskusi publik bertajuk “Status dan Peran Multi Stakeholders dalam Pengembangan Potensi Wisata di Kabupaten Lamongan”. Acara ini berlangsung di wisata alam Alas G-Park, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan, pada Minggu, 16 Februari 2024.
Diskusi ini diikuti oleh kader Bela Negara, berbagai stakeholder dari Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan, seperti Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian, Dinas Sosial, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perhubungan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), serta para pelaku usaha wisata, Pokdarwis, aktivis wisata, dan organisasi budaya.
Tujuan Diskusi Publik
FKBN Bakorda Kabupaten Lamongan menginisiasi diskusi ini untuk mengajak seluruh elemen di Kabupaten Lamongan berperan aktif dalam pengembangan sektor pariwisata. Pariwisata diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi daerah serta memberikan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang signifikan.
Wakil Kepala FKBN Bakorda Kabupaten Lamongan, M. Hatta Yahya, menegaskan pentingnya pendekatan yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat dalam pengembangan sektor pariwisata. “Kami ingin mengajak semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, organisasi, maupun pelaku usaha wisata, untuk bersama-sama membangun dan mengembangkan potensi wisata desa di Kabupaten Lamongan sebagai bentuk Bela Negara,” ujarnya.
Peran Multi Stakeholders dalam Pengelolaan Pariwisata
Kepala Badan Kajian Kebijakan Analisis Informasi Strategis (Basis) FKBN Bakorda Kabupaten Lamongan, Mukti Ali, menekankan pentingnya manajemen yang baik dalam sektor pariwisata. Ia mengusulkan agar berbagai kegiatan seperti rapat, gathering, pelatihan, dan workshop digelar di destinasi wisata Kabupaten Lamongan untuk meningkatkan perputaran ekonomi di daerah.
“Setiap kedinasan perlu berkontribusi dengan kebijakan yang mendukung pariwisata lokal. Misalnya, dunia pendidikan bisa mengadakan outing class, outbound, atau kunjungan industri di dalam Kabupaten Lamongan,” ujar Mukti Ali.
Tantangan dan Solusi Pengembangan Wisata
Pengamat dan pelaku usaha wisata Jatim, Hj. Alfin Murtiningsih, menyoroti besarnya potensi wisata Lamongan, namun masih banyak aspek pendukung yang perlu ditingkatkan. “Pariwisata tidak hanya soal destinasi, tetapi juga fasilitas penunjang seperti sentra kuliner khas dan hotel berbintang. Semua stakeholder harus berkolaborasi dalam pengembangannya,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya menerapkan Sapta Pesona dalam pengelolaan pariwisata, yakni keamanan, kenyamanan, kebersihan, keterjangkauan, keterbukaan, kualitas, dan keramahan.
Dukungan Pemerintah
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan, Siti Rubikah, menyambut baik inisiatif diskusi ini dan menegaskan komitmen dinasnya dalam pengembangan pariwisata.
“Kabupaten Lamongan memiliki 34 tempat wisata dengan keunggulan masing-masing. Pengembangan wisata harus melibatkan semua pihak, baik masyarakat maupun pelaku usaha. Kami siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan potensi wisata,” jelasnya.
Menurut data tahun 2024, jumlah wisatawan Nusantara (Wisnus) yang berkunjung ke Lamongan mencapai 4.379.637 orang, sedangkan wisatawan mancanegara (Wisman) sebanyak 480 orang. Dinas Pariwisata juga telah mencanangkan wisata terintegrasi sebagai percontohan, khususnya di wilayah Pantura Kabupaten Lamongan.
Dengan diskusi ini, diharapkan pengembangan sektor pariwisata di Lamongan semakin terarah dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.