Kunjungan Edukatif MI Progresif Khoirul Huda ke Kodim 0812/Lamongan: Tanamkan Nilai Kebangsaan Sejak Dini Melalui Pengalaman Langsung

Infolamongan.id – Suasana Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0812/Lamongan pada Kamis (09/10/2025) pagi terasa berbeda. Biasanya didominasi oleh kesibukan prajurit dan aktivitas militer yang tegas, hari itu markas tersebut justru riuh oleh celoteh ceria dan semangat puluhan anak-anak. Sebanyak 39 siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Progresif Khoirul Huda dari Desa Soko, Kecamatan Tikung, memadati halaman Kodim, mengawali kegiatan outing class atau belajar di luar kelas mereka.

Rombongan kecil generasi penerus bangsa ini tiba didampingi oleh tiga guru pendamping yang tak kalah antusias. Mereka disambut dengan hangat dan penuh keramahan oleh dua perwira Kodim 0812/Lamongan, Peltu Prayitno dan Serka Roikhan. Sambutan ini menjadi gerbang pembuka bagi sebuah petualangan edukatif yang tidak hanya berkesan, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai fundamental kebangsaan.

Kegiatan kunjungan ini, menurut pihak sekolah dan Kodim, dirancang dengan tujuan mulia. Di satu sisi, memenuhi kebutuhan kurikulum tentang experiential learning atau pembelajaran melalui pengalaman langsung. Di sisi lain, ini adalah sebuah upaya strategis untuk memperkenalkan peran dan fungsi nyata Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat, khususnya Kodim Lamongan, dalam menjaga kedaulatan, keutuhan, dan stabilitas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari sudut pandang yang dapat dicerna oleh anak-anak.

Jelajah Markas: Mengintip Dapur Pertahanan Negara di Tingkat Daerah

Dipandu oleh Peltu Prayitno dan Serka Roikhan yang pandai berinteraksi dengan anak-anak, rombongan siswa-siswi diajak berkeliling menelusuri area Markas Kodim. Mata mereka tampak berbin-binar penuh rasa ingin tahu. Mereka diperkenalkan dengan berbagai gedung perkantoran yang menjadi pusat koordinasi pembinaan teritorial dan operasi militer di wilayah Lamongan. Setiap sudut dijelaskan dengan bahasa yang sederhana namun informatif.

“Ini adalah tempat Bapak-Bapak TNI merencanakan kegiatan untuk membantu masyarakat dan menjaga keamanan di Lamongan,” ujar Serka Roikhan suatu kali, mencoba menerjemahkan kompleksitas tugas militer ke dalam kalimat yang mudah dipahami para siswa kelas 4, 5, dan 6 tersebut.

Tidak hanya melihat dari luar, anak-anak juga diberikan kesempatan untuk melihat secara langsung beberapa fasilitas pendukung yang ada. Pengalaman melihat langsung suasana di dalam markas, peralatan komunikasi, dan kedisiplinan yang diterapkan di lingkungan militer, menjadi pelajaran visual yang sangat kuat. Mereka menyaksikan sendiri bagaimana nilai-nilai ketertiban dan komitmen diterapkan dalam keseharian seorang prajurit TNI.

“Seru sekali, Kak. Bisa lihat tempat kerja tentara. Mereka kelihatan gagah dan disiplin,” ucap Rafa, salah satu siswa kelas 5, dengan wajah penuh kekaguman.

Materi Wawasan Kebangsaan: Menyemai Benih Patriotisme di Hati Generasi Muda

Setelah puas berkeliling, kegiatan inti dari kunjungan ini pun dimulai: pemberian materi Wawasan Kebangsaan. Dalam sesi yang diselenggarakan di sebuah ruang pertemuan ini, Peltu Prayitno dan Serka Roikhan berubah peran menjadi “guru dadakan” yang interaktif dan inspiratif.

Mereka tidak menggunakan pendekatan kaku dan monoton. Sebaliknya, materi berat seperti nilai-nilai Pancasila, pentingnya persatuan dan kesatuan dalam keberagaman, serta cara menumbuhkan rasa cinta tanah air, disampaikan dengan metode dialogis, diselingi canda tawa, quiz berhadiah, dan analogi yang dekat dengan dunia anak-anak.

Pancasila, misalnya, tidak hanya dihafalkan sila per sila, tetapi dijelaskan makna praktisnya. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diwujudkan dengan saling menghormati teman yang berbeda agama. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab berarti tidak boleh membully atau mengejek teman. Sila Persatuan Indonesia berarti bersatu dalam permainan meskipun berasal dari suku yang berbeda. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dicontohkan dengan musyawarah memilih ketua kelas. Dan Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia berarti berbagi bekal makanan dengan teman yang kurang mampu.

“Anak-anak, Indonesia ini seperti sebuah tim sepak bola. Ada yang jadi penyerang, ada yang jadi bek, ada kiper. Meskipun tugasnya berbeda-beda, tujuannya satu: mencetak gol dan memenangkan pertandingan. Sama seperti kita, ada yang Jawa, Madura, Sunda, Batak, tapi kita satu tim, yaitu Tim Indonesia! Tujuannya satu: membuat Indonesia maju dan damai,” ujar Peltu Prayitno memberikan analogi yang disambut anggukan para siswa.

Harapan dari pemberian materi ini sangatlah dalam. Pengetahuan dasar tentang kebangsaan ini diyakini dapat menjadi bekal awal dalam pembentukan karakter dan jati diri anak. Pada usia emas mereka, nilai-nilai patriotisme, nasionalisme, dan cinta tanah air ditanamkan bukan sebagai dogma, tetapi sebagai kesadaran yang tumbuh dari pemahaman. Diharapkan, kelak ketika dewasa, mereka menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki keteguhan karakter dan mental sebagai warga negara yang bertanggung jawab.

Apresiasi dari Sekolah: Sinergi Konkret untuk Masa Depan Bangsa

Kepala Sekolah MI Progresif Khoirul Huda, Zuhrotun Ni’mah S.Pd.i., yang turut mendampingi, tidak menyembunyikan rasa syukur dan apresiasinya yang tinggi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dandim 0812/Lamongan beserta segenap jajarannya.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dandim beserta seluruh jajaran atas waktu dan ilmu yang telah diberikan kepada anak-anak kami. Kegiatan outing class ini sangat berharga karena tidak hanya memberikan pengalaman baru, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan kedisiplinan secara langsung,” ujar Zuhrotun Ni’mah dengan penuh keyakinan.

Ia menegaskan bahwa pengalaman langsung seperti ini memiliki dampak psikologis dan edukatif yang jauh lebih mendalam dibandingkan sekadar membaca di buku atau mendengarkan ceramah di dalam kelas. Melihat, mendengar, dan berinteraksi langsung dengan para prajurit, sang penjaga kedaulatan bangsa, memberikan pemahaman yang holistik dan membekas dalam memori anak-anak.

“Di sini, anak-anak tidak hanya belajar tentang TNI, tetapi mereka belajar tentang disiplin, tentang rasa hormat, tentang cinta tanah air. Ini adalah pendidikan karakter yang paling efektif. Sekali lagi, kami apresiasi setinggi-tingginya sinergi yang telah dibangun ini,” tambahnya.

Makna Strategis: Membangun Jembatan antara TNI dan Masyarakat Sipil Sejak Dini

Kegiatan kunjungan seperti ini bukanlah yang pertama kalinya dilakukan oleh Kodim 0812/Lamongan, namun tetap memiliki makna yang sangat strategis. Dalam konteks yang lebih luas, ini adalah bentuk nyata dari peran TNI dalam pembinaan wilayah, khususnya di bidang ideologi dan kebangsaan.

Dengan membuka diri dan mengundang generasi muda untuk mengenal dunia militer lebih dekat, TNI sedang membangun citra bukan sebagai institusi yang menakutkan dan tertutup, melainkan sebagai bagian dari masyarakat yang peduli dengan masa depan bangsa. Stigma dan jarak antara militer dan sipil, yang mungkin masih ada dalam benak sebagian orang, coba dihapuskan sejak dini.

Anak-anak ini adalah duta-duta kecil. Pengalaman positif mereka hari ini akan diceritakan kepada orang tua, saudara, dan teman-teman sepermainannya. Dengan demikian, pesan tentang peran TNI dan pentingnya wawasan kebangsaan akan terdiseminasi secara organik ke dalam masyarakat.

Pada akhirnya, seperti yang tercantum dalam rilis resmi Pendim 0812, kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu upaya sinergi yang berkelanjutan antara TNI dan institusi pendidikan. Kolaborasi semacam ini dinilai krusial untuk membentuk generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter kuat, bermental baja, dan memiliki wawasan kebangsaan yang tertanam kuat dalam sanubari.

Ketika para siswa-siswi MI Progresif Khoirul Huda itu berpamitan dan meninggalkan Markas Kodim, mereka tidak hanya membawa oleh-oleh kenang-kenangan atau foto-foto, tetapi mereka membawa pulang semangat baru. Semangat cinta tanah air, nilai-nilai Pancasila yang hidup, dan gambaran nyata tentang pahlawan masa kini yang dengan gagah berani menjaga tegaknya NKRI. Benih-benih patriotisme itu telah ditaburkan di hati yang masih suci, menunggu waktu untuk tumbuh dan mewujud dalam tindakan mereka sebagai generasi emas Indonesia di masa yang akan datang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *