Guru di Lamongan Diduga Jadi Korban Pemberitaan Tak Berimbang, Aktivis Minta Wartawan Bertanggung Jawab

Infolamongan.id – Seorang guru perempuan di Lamongan, yang dikenal berdedikasi dan aktif dalam kegiatan pendidikan, diduga menjadi korban pemberitaan yang tidak berimbang oleh dua media lokal. Aktivis sosial Lamongan, Yak Widhi, menyampaikan keprihatinannya atas kasus ini dan meminta agar oknum wartawan yang terlibat menunjukkan tanggung jawab profesional.

Pemberitaan yang beredar dinilai telah berdampak buruk pada reputasi sang guru, baik di lingkungan sekolah maupun di instansi tempat ia bekerja. Dalam pernyataannya, Yak Widhi menegaskan bahwa tindakan seperti ini sangat disayangkan, apalagi dilakukan oleh pihak yang seharusnya menjadi corong informasi yang jujur dan membangun.

“Bu Irma adalah seorang guru yang selama ini dikenal baik. Namun karena pemberitaan tidak proporsional dari oknum media, kini citranya rusak di mata rekan-rekan kerja dan instansinya. Ini tidak adil,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Minggu (20/07/2025).

Pemberitaan Sepihak Dinilai Merusak Reputasi Pribadi
Yak Widhi menyatakan bahwa pemberitaan yang menuding Bu Irma terlibat dalam berbagai hal tanpa dasar jelas telah menimbulkan persepsi negatif di masyarakat. Padahal, menurutnya, semua tuduhan itu belum terbukti dan bahkan muncul dari konflik pribadi yang tidak seharusnya dibesar-besarkan melalui media massa.

“Pemberitaan itu sepihak. Tidak ada klarifikasi, tidak ada konfirmasi ke pihak Bu Irma. Wartawan seharusnya melakukan verifikasi fakta sebelum menayangkan sesuatu yang dapat menghancurkan nama baik seseorang,” tegas Yak Widhi.

Wartawan Disebut Tidak Kooperatif Saat Diminta Klarifikasi

Lebih parah lagi, menurut Yak Widhi, saat diminta untuk memberikan klarifikasi dan dialog terbuka, wartawan tersebut justru menghindar. Ini menunjukkan kurangnya tanggung jawab atas apa yang telah dipublikasikan dan berdampak luas pada kehidupan seseorang.

“Wartawan tersebut sudah coba dihubungi, namun tidak ada respons. Justru menghilang tanpa bisa diajak berdiskusi. Ini tentu bertentangan dengan prinsip jurnalistik yang sehat,” katanya.

Media Lokal Diminta Kembali ke Fungsi Idealnya

Yak Widhi berharap agar seluruh media, khususnya media lokal di Lamongan, dapat kembali menjalankan perannya sebagai penyampai informasi yang netral dan adil. Ia menekankan bahwa media bukanlah alat untuk menyerang pribadi atau mengangkat isu sensitif tanpa dasar.

“Saya berharap kejadian ini menjadi pelajaran bersama. Kita tidak boleh menjadikan media sebagai alat untuk menyudutkan individu yang tidak bersalah. Terlebih, jika itu hanya didasarkan pada konflik pribadi yang seharusnya bisa diselesaikan secara dewasa,” tambahnya.

Seruan untuk Jurnalisme yang Etis dan Bertanggung Jawab

Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa kekuatan media bisa membangun atau menghancurkan citra seseorang. Oleh karena itu, tanggung jawab moral dan etika profesi jurnalis harus tetap dijunjung tinggi. Semua pihak diimbau untuk tidak menggunakan media sebagai sarana menyebar kebencian atau menyudutkan tanpa fakta kuat.

Yak Widhi menutup dengan pesan, bahwa siapa pun yang merasa menjadi korban pemberitaan yang tidak benar, berhak mengajukan hak jawab dan klarifikasi sesuai dengan Undang-Undang Pers.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *