Infolamongan.id – Dalam upaya proaktif membentengi generasi muda dari ancaman degradasi moral dan disinformasi, Polres Lamongan melalui Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) menyelenggarakan kegiatan sosialisasi pencegahan kenakalan remaja dan penyebaran berita bohong (hoax) di media sosial. Bertempat di Aula Polres Lamongan, pada Sabtu (18/10/2025), puluhan pelajar dari berbagai sekolah di Lamongan hadir dengan antusias, menyimak setiap pemaparan yang disampaikan oleh Ipda Purnomo selaku pemateri.
Kegiatan ini bukan sekadar memenuhi agenda rutin, melainkan sebuah respons yang tepat sasaran terhadap dua tantangan besar yang dihadapi remaja Indonesia di era digital: kenakalan remaja dalam dunia nyata dan penyebaran hoax di dunia maya. Dengan menyasar para pelajar, Polres Lamongan berinvestasi untuk menciptakan lingkungan sosial yang lebih aman, tertib, dan cerdas di masa depan.
Ipda Purnomo: Dari Aksi Kemanusiaan ke Edukasi Masyarakat
Figur Ipda Purnomo sebagai pemateri memberikan bobot dan kredibilitas tersendiri bagi acara ini. Sosoknya yang telah dikenal luas melalui dedikasi kemanusiaan lewat Yayasan Berkas Bersinar Abali, membawa pendekatan yang humanis dan mudah diterima oleh para peserta. Ia tidak hadir sebagai aparat yang menakutkan, melainkan sebagai pembina dan orang tua yang peduli.
Dalam pemaparannya, Ipda Purnomo menekankan posisi strategis pelajar sebagai ujung tombak perubahan. “Kami berharap melalui kegiatan ini, para pelajar dapat lebih berhati-hati dalam bergaul dan menggunakan media sosial, serta mampu membedakan antara informasi yang benar dan hoax,” ujarnya dengan nada yang tegas namun penuh kekeluargaan.
Ia lebih lanjut mengajak para pelajar untuk memposisikan diri sebagai “Agen Perubahan Positif”. “Kalian adalah masa depan bangsa. Setiap tindakan kalian, baik di dunia nyata maupun di media sosial, memiliki dampak. Gunakan energi dan kecerdasan kalian untuk hal-hal yang membangun, baik untuk diri sendiri, teman, keluarga, dan masyarakat Lamongan pada umumnya,” seru Ipda Purnomo, disambut anggukan serius dari para peserta.
Mengurai Benang Kusut Kenakalan Remaja: Dari Tawuran hingga Penyalahgunaan Narkoba
Materi pertama yang disampaikan berkaitan dengan pencegahan kenakalan remaja. Ipda Purnomo tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga memberikan contoh-contoh konkret yang relevan dengan kehidupan remaja Lamongan. Mulai dari bahaya pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, vandalisme, hingga ancaman penyalahgunaan narkoba jenis baru yang kerap menyasar kalangan muda.
Dijelaskannya bahwa kenakalan remaja seringkali berawal dari hal-hal sepele, seperti rasa bosan, ingin diakui oleh kelompok (gang), atau ketidakmampuan mengelola emosi. “Banyak pelaku tawuran yang sebenarnya adalah anak-anak baik. Mereka terlibat karena tidak bisa mengatakan ‘tidak’ pada ajakan teman, atau karena mencari pelampiasan dari masalah di rumah atau sekolah. Kami dari Binmas siap menjadi tempat curhat dan pendampingan. Jangan sampai satu langkah salah menghancurkan masa depan kalian,” pesannya.
Solusi yang ditawarkan adalah dengan mengalihkan energi remaja yang meluap-luap kepada kegiatan yang positif. Ipda Purnomo mendorong para pelajar untuk aktif dalam organisasi sekolah seperti OSIS, Pramuka, atau klub-klub olahraga dan seni. Ia juga mencontohkan kegiatan komunitas ojol yang peduli sosial sebagai bentuk kontribusi positif pemuda.
Melawan Tsunami Hoax: Literasi Digital sebagai Senjata Utama
Bagian kedua dari sosialisasi ini mungkin adalah yang paling relevan dengan keseharian para pelajar sebagai generasi native digital. Ipda Purnomo secara gamblang memaparkan bahaya penyebaran hoax di media sosial. Ia menjelaskan bahwa hoax bukan hanya soal informasi yang salah, tetapi bisa menjadi pemicu konflik sosial, kerusuhan, dan merusak nama baik individu maupun institusi.
“Berbagi informasi di media sosial itu seperti membagikan sesuap nasi. Pastikan yang kita bagikan adalah nasi yang bersih dan bergizi, bukan nasi yang sudah basi atau beracun yang akan membahayakan orang yang memakannya,” analoginya yang sederhana namun powerful.
Para pelajar kemudian diberi “kamus” singkat untuk mendeteksi hoax:
-
Cek Sumber: Apakah informasi berasal dari media yang kredibel atau akun yang tidak jelas?
-
Baca Selengkapnya: Jangan hanya membaca judul yang sensasional. Baca keseluruhan isinya.
-
Bandinkan: Cari berita serupa dari sumber lain untuk memverifikasi kebenarannya.
-
Cek Fakta: Manfaatkan situs-situs pengecekan fakta (fact-checking) yang terpercaya.
-
Tanya pada Ahli: Jika ragu, tanyakan pada guru, orang tua, atau pihak yang kompeten.
Ipda Purnomo juga mengingatkan konsekuensi hukum dari menyebarkan hoax, yang dapat dikenai UU ITE. “Sebarkanlah konten yang mencerahkan, yang menginspirasi, dan yang mempersatukan. Bukan sebaliknya,” tegasnya.
Antusiasme Peserta dan Komitmen Polres Lamongan
Selama sesi tanya jawab, antusiasme peserta terlihat jelas. Banyak pelajar yang mengajukan pertanyaan kritis, mulai dari bagaimana menghadapi cyberbullying, cara menolak ajakan memakai narkoba, hingga langkah konkrit jika menemukan akun penyebar hoax. Hal ini menunjukkan bahwa materi yang disampaikan benar-benar menyentuh kebutuhan dan kegelisahan mereka.
Kegiatan sosialisasi ini merupakan bukti nyata komitmen Polres Lamongan dalam menjalankan fungsi pre-emptif dan preventif, yang tidak kalah pentingnya dari fungsi represif. “Kegiatan sosialisasi ini merupakan salah satu upaya Polres Lamongan dalam menciptakan generasi muda yang berkualitas dan bertanggung jawab, serta turut menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” demikian pernyataan resmi dari Polres Lamongan.
Upaya ini sejalan dengan visi Polri yang berorientasi pada pelayanan dan pembinaan masyarakat. Dengan mendidik sejak dini, diharapkan angka kenakalan remaja dapat ditekan dan tingkat literasi digital masyarakat, dimulai dari kalangan pelajar, dapat meningkat secara signifikan.
Penutup: Investasi untuk Lamongan yang Lebih Cerdas dan Aman
Sosialisasi yang digelar oleh Sat Binmas Polres Lamongan ini adalah sebuah investasi jangka panjang yang strategis. Para pelajar yang hadir diharapkan tidak hanya menjadi paham, tetapi juga menjadi duta-duta anti-kenakalan remaja dan anti-hoax di lingkungan sekolah dan pergaulan mereka masing-masing.
Mereka adalah multiplier effect yang akan menyebarkan virus positif kepada teman-teman sebayanya. Jika satu pelajar dapat mempengaruhi sepuluh orang lainnya, maka dampaknya akan berlipat ganda. Pada akhirnya, upaya kolektif inilah yang akan menciptakan ekosistem sosial dan digital Lamongan yang lebih sehat, cerdas, dan kondusif untuk tumbuh kembang generasi penerus bangsa. Polres Lamongan, melalui kegiatan seperti ini, telah meletakkan batu pertama untuk membangun benteng pertahanan sosial yang kokoh, yang dimulai dari pikiran dan hati para generasi mudanya.









