Infolamongan.id – Suasana di Desa Sidorejo, Kecamatan Deket, pada Jumat (17/10/2025) sore itu penuh dengan harapan dan semangat baru. Di bawah langit senja yang berwarna jingga, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, secara khidmat meletakkan batu pertama pembangunan fisik gedung Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih (KDMP) Sidorejo. Momen bersejarah ini bukan hanya sekadar seremoni, melainkan penanda dimulainya babak baru penguatan ekonomi kerakyatan di Bumi Lamongan, yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia.
Bupati yang akrab disapa “Pak Yes” itu, dalam sambutannya, menegaskan komitmen kuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan untuk menumbuhkan ekonomi dari tingkat desa yang paling dasar. Peletakan batu pertama ini, baginya, adalah simbol fisik dari sebuah pergerakan besar.
“Hari ini kita melangsungkan peletakan batu pertama pada KDMP Sidorejo. Semoga hadirnya 474 KDMP di Lamongan bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat,” tutur Pak Yes di hadapan para undangan, pengurus koperasi, dan warga setempat. Ia menekankan bahwa KDMP hadir sebagai instrumen strategis untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan yang terus bertumbuh, mandiri, dan berkelanjutan. “Ini adalah tulang punggung baru perekonomian desa. Dari desa, oleh desa, untuk kemakmuran rakyat Lamongan,” serunya penuh semangat.
Gambaran Kongkrit Kemajuan KDMP Lamongan
Data yang dirilis oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lamongan menunjukkan progres yang signifikan dalam persiapan operasional 474 KDMP tersebut. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Lamongan, Etik Sulistyani, memaparkan sejumlah capaian penting yang telah diraih hingga saat ini.
“Berdasarkan data kami, hingga saat ini ada 112 KDMP di Lamongan yang sudah memiliki kantor, 424 KDMP memiliki NPWP, 24 KDMP memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha), dan 184 KDMP sudah memiliki rekening bank atas nama koperasi,” jelas Etik dengan rinci. Data ini mengindikasikan bahwa fondasi administratif dan legalitas KDMP di Lamongan telah dibangun dengan cukup solid, meski masih perlu terus ditingkatkan.
Yang lebih menggembirakan lagi adalah keragaman sektor usaha yang akan digeluti oleh KDMP-KDMP ini. Dari total 474 KDMP yang tersebar di seantero “Kota Soto” ini, komposisi bidang usahanya sangat beragam, mencerminkan potensi unggulan masing-masing wilayah. Sebanyak 221 KDMP akan bergerak di bidang usaha perdagangan, menjadi ujung tombak distribusi barang kebutuhan pokok dan hasil olahan desa. Sektor pertanian dan perkebunan, yang menjadi nadi perekonomian Lamongan, akan ditopang oleh 187 KDMP. Sementara itu, 44 KDMP akan mengelola potensi perikanan dan kelautan, 21 KDMP bergerak di sektor jasa, dan satu KDMP pionir akan fokus pada jasa pengelolaan sampah, sebuah terobosan dalam mengatasi masalah lingkungan sekaligus menciptakan nilai ekonomi.
Strategi Percepatan dan Pendampingan Intensif
Menyikapi arahan dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia serta Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi tentang target operasional 50% KDMP pada tahun ini, Pemkab Lamongan tidak setengah-setengah dalam melakukan percepatan. Berbagai upaya digencarkan untuk memastikan KDMP tidak hanya berdiri secara fisik dan administratif, tetapi juga benar-benar dapat beroperasi dan memberikan manfaat nyata.
“Pemerintah Kabupaten Lamongan gencar melakukan sosialisasi maupun pendampingan,” tegas Etik Sulistyani. Sosialisasi yang dilakukan bukan sekadar pengarahan, tetapi berisi pembinaan administrasi dan kelembagaan koperasi yang komprehensif. Mulai dari tata kelola organisasi, pengelolaan keuangan, penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK), hingga strategi pemasaran, diberikan kepada pengurus dan anggota KDMP.
Yang tak kalah pentingnya adalah fasilitasi kemitraan strategis. Pemkab Lamongan telah menjembatani kerja sama antara KDMP dengan berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan terkemuka. “Adapun fasilitasi kemitraan dengan PT. Pertamina, Pupuk Indonesia, Perum BULOG, PT. RNI (Rajawali Nusantara Indonesia), POS Indonesia, dan lainnya,” papar Etik. Kemitraan ini diharapkan dapat membuka akses pasokan barang dengan harga lebih kompetitif, akses permodalan, serta jaringan pemasaran yang lebih luas bagi produk-produk unggulan KDMP.
KDMP Perintis yang Telah Beroperasi: Cerita Awal Kesuksesan
Sebagai bukti bahwa program ini bukanlah wacana, saat ini telah ada beberapa KDMP perintis yang telah resmi beroperasi dan menunjukkan denyut kehidupan. Mereka menjadi role model dan sumber pembelajaran bagi KDMP lainnya yang masih dalam tahap pembinaan.
KDMP yang sudah beroperasi tersebut antara lain:
-
KDMP Kramat di Kecamatan Lamongan
-
KDMP Moro di Kecamatan Sekaran
-
KDMP Kedali di Kecamatan Pucuk
-
KDMP Sidorejo di Kecamatan Sugio (berbeda lokasi dengan yang di Deket)
-
KDMP Surabayaan di Kecamatan Sukodadi
-
KDMP Tejoasri di Kecamatan Laren
Keenam KDMP perintis ini telah memilih bidang usaha yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal. Mereka bergerak di berbagai sektor, seperti toko olahraga yang menyediakan peralatan dengan harga terjangkau, usaha minuman yang memanfaatkan hasil pertanian setempat, dan jasa persewaan alat pertanian yang sangat dibutuhkan oleh petani untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Keberadaan mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari warga, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, menggerakkan sirkulasi uang di desa, dan yang terpenting, membangun rasa kepemilikan bersama terhadap usaha yang dimiliki secara kolektif.
Analisis: KDMP Sebagai Pilar Ketahanan Ekonomi Desa
Keberadaan KDMP di Lamongan, jika dikelola dengan baik, memiliki potensi strategis yang multi-dimensional. Pertama, dari sisi ekonomi, KDMP dapat menjadi kekuatan kolektif untuk melakukan pembelian bersama (bulk purchasing) sehingga mendapatkan harga yang lebih murah dari supplier. Dengan bermitra dengan BULOG atau Pupuk Indonesia, misalnya, KDMP dapat menjual beras dan pupuk bersubsidi dengan harga yang terjangkau dan terhindar dari praktik penimbunan.
Kedua, dari sisi sosial, KDMP dapat memperkuat kohesi sosial dan gotong royong di tingkat desa. Koperasi, pada dasarnya, adalah sekolah demokrasi ekonomi di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama. Proses pengambilan keputusan yang kolektif akan melatih masyarakat dalam tata kelola yang transparan dan akuntabel.
Ketiga, dari sisi pembangunan berkelanjutan, kehadiran KDMP yang bergerak di bidang pertanian, perikanan, dan pengelolaan sampah dapat mendorong praktik-praktik yang ramah lingkungan. KDMP dapat menjadi agen perubahan dalam penerapan pertanian organik, budidaya perikanan berkelanjutan, dan pengelolaan sampah menjadi komoditas yang memiliki nilai jual.
Tantangan ke depan tentu tidak kecil. Masalah klasik seperti modal kerja, kualitas sumber daya manusia pengurus, mentalitas “yang penting bagi hasil” tanpa mau berkorban tenaga dan pikiran, serta persaingan dengan ritel modern dan online, harus dihadapi dengan strategi yang cerdas dan pendampingan yang terus-menerus.
Penutup: Sebuah Langkah Awal Menuju Lamongan yang Mandiri
Peletakan batu pertama oleh Bupati Yuhronur Efendi di Desa Sidorejo sore itu adalah sebuah simbol yang powerful. Ia bukan hanya meletakkan batu fisik untuk sebuah gedung, tetapi meletakkan fondasi yang kokoh untuk kemandirian ekonomi desa-desa di Lamongan. Perjalanan masih panjang, tetapi dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, kesungguhan pengurus, dan partisipasi aktif seluruh anggota, 474 KDMP ini diharapkan dapat menjadi mesin penggerak ekonomi baru yang mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakat Lamongan.
Ekosistem ekonomi kerakyatan yang dimulai dari desa ini, pada akhirnya, akan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan secara keseluruhan, menjadikannya tidak hanya terkenal dengan sotonya, tetapi juga dengan ketangguhan ekonomi desa-desanya. Masyarakat pun menanti dengan penuh harap, melihat benih yang ditanam hari ini bertumbuh menjadi pohon yang rindang dan berbuah kemakmuran untuk semua.









