Infolamongan.id – Suasana penuh semangat dan kebersamaan menyelimuti Dusun Tapas, Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngimbang, pada Sabtu (18/10/2025) lalu. Dalam terik matahari yang menyengat, dua sosok seragam hijau loreng—Serma Wiyaji dan Koptu Panji, Babinsa (Bintara Pembina Desa) Koramil 0812/06 Ngimbang—tampak kompak membimbing warga. Mereka tidak sedang melakukan patroli keamanan, melainkan memimpin sebuah gerakan gotong royong yang mulia: pemasangan paving block di jalan poros dusun. Aktivitas ini merupakan bukti nyata dari kemanunggalan TNI dan rakyat, yang tidak hanya berjaga di garis depan pertahanan, tetapi juga turun langsung membangun negeri dari desa-desa.
Jalan poros Dusun Tapas, yang merupakan urat nadi mobilitas warga, sebelumnya berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Berbentuk tanah dan bebatuan, jalan ini kerap menjadi lumpur dan licin saat hujan tiba, menyulitkan akses transportasi warga, mulai dari anak-anak yang berangkat sekolah, ibu-ibu yang beraktivitas, hingga para petani yang mengangkut hasil bumi. Kini, berkat inisiatif bersama dan sinergi yang apik antara Babinsa dan masyarakat, jalan tersebut sedang ditransformasi menjadi lebih layak, kuat, dan berkelanjutan.
Babinsa: Ujung Tombak Pembangunan di Pedesaan
Dalam struktur komando TNI, peran Babinsa sering disebut sebagai ujung tombak teritorial. Mereka adalah wajah TNI yang paling dekat dengan rakyat, hidup dan berbaur di tengah masyarakat desa binaannya. Karya bakti pemasangan paving ini adalah cerminan sempurna dari tugas pembinaan teritorial tersebut.
Serma Wiyaji, dengan semangat yang membara, menyatakan bahwa tugasnya jauh melampaui aspek keamanan semata. “Kami, sebagai Babinsa, memiliki tugas untuk selalu hadir di tengah masyarakat, bukan hanya dalam urusan keamanan, tetapi juga dalam kegiatan pembangunan yang berdampak langsung pada kesejahteraan warga,” ujarnya sambil sesekali mengangkat paving block untuk diserahkan kepada warga. “Pemasangan paving ini adalah wujud nyata Kemanunggalan TNI dengan Rakyat. Ini adalah bukti bahwa kami tidak hanya ‘di’ masyarakat, tetapi kami adalah bagian ‘dari’ masyarakat.”
Pernyataan Serma Wiyaji ini bukan sekadar retorika. Kehadirannya yang penuh empati dan kesediaannya untuk berkeringat bersama warga telah memicu gelombang partisipasi yang luar biasa. Ia melihat bahwa partisipasi aktif warga Desa Sendangrejo ini menunjukkan tingginya kesadaran akan pentingnya pembangunan desa yang dimulai dari diri sendiri dan gotong royong.
Proses Karya Bakti: Dari Tanah Menjadi Jalan yang Membanggakan
Adegan di lokasi karya bakti sungguh mengharukan dan mengingatkan pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Kegiatan ini tidak menggunakan kontraktor atau alat berat yang canggih, melainkan mengandalkan kekuatan persatuan dan keswadayaan masyarakat. Prosesnya dilakukan secara bertahap dengan pembagian tugas yang alami dan penuh kekeluargaan.
Sebagian warga, didampingi oleh Koptu Panji, fokus pada persiapan lahan. Mereka meratakan permukaan tanah yang berlubang dan mengukurnya agar memiliki kemiringan yang tepat untuk drainase air yang baik. Kelompok lain, yang terdiri dari para pemuda, bertugas mengangkut material paving block dari titik penampungan ke sepanjang ruas jalan yang akan dipasang. Sementara itu, Serma Wiyaji memimpin langsung proses pemasangan. Dengan ketelitian layaknya seorang insinyur lapangan, ia memastikan setiap block paving terpasang dengan rapat dan rata, menghindari adanya celah yang dapat membuat jalan tidak stabil di kemudian hari.
Suasana tak henti-hentinya diwarnai canda tawa dan obrolan ringan. Para ibu-ibu tak ketinggalan berpartisipasi dengan menyediakan minuman dan makanan kecil untuk menjaga semangat para pekerja. Seorang sesepuh desa, Mbah Kromo (70), yang duduk di teras rumahnya menyaksikan kegiatan itu, tak hentinya mengucap syukur. “Dulu kalau hujan, jalan ini seperti kolam. Anak-anak sekolah belepotan lumpur, motor sering selip. Alhamdulillah, dengan bantuan Bapak Babinsa dan semangat warga, jalan kita jadi bagus. Ini bukan hanya soal jalan, tapi soal harga diri dusun kita,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Dampak Strategis: Lebih dari Sekadar Pemasangan Paving
Peningkatan kualitas infrastruktur jalan di Dusun Tapas ini memiliki dampak yang bersifat multi-dimensional dan strategis, jauh melampaui sekadar perbaikan fisik semata.
-
Dampak Ekonomi: Jalan yang baik akan memperlancar distribusi hasil pertanian dan perkebunan warga ke pasar. Biaya transportasi dan perawatan kendaraan akan berkurang karena jalan yang rata mengurangi risiko kerusakan. Para pedagang dan pembeli juga akan lebih leluasa menjangkau dusun ini, yang pada gilirannya akan merangsang perputaran ekonomi lokal.
-
Dampak Sosial: Akses yang lancar memudahkan warga, terutama dalam keadaan darurat kesehatan, untuk mencapai puskesmas atau rumah sakit. Anak-anak sekolah juga dapat pergi dan pulang dengan lebih nyaman dan aman. Yang terpenting, proses gotong royong ini sendiri telah memperkuat ikatan sosial, solidaritas, dan rasa memiliki bersama (sense of belonging) terhadap aset publik yang mereka bangun.
-
Dampak Pertahanan dan Keamanan (Hankam): Dalam perspektif pertahanan semesta (Sishankamrata), jalan yang baik merupakan infrastruktur pendukung yang vital. Ia memudahkan mobilitas kekuatan TNI dan perlengkapan jika suatu saat diperlukan. Lebih dari itu, sinergi dan kepercayaan yang terbangun melalui kegiatan seperti ini merupakan pondasi terkuat dari ketahanan nasional, di mana rakyat dan TNI bersatu padu tidak hanya dalam membangun, tetapi juga dalam membela negara.
Komitmen Berkelanjutan dan Target Penyelesaian
Kegiatan karya bakti pemasangan paving block ini ditargetkan dapat diselesaikan dalam waktu dekat. Babinsa Koramil 0812/06 Ngimbang berkomitmen untuk terus mendampingi warga hingga seluruh ruas jalan yang direncanakan dapat terpasang sempurna. Komitmen ini sejalan dengan visi pembangunan TNI yang berkelanjutan, di mana kehadirannya dirasakan secara konkret dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Kami dari Koramil Ngimbang berkomitmen untuk terus mendukung setiap upaya pembangunan demi kemajuan desa di wilayah binaannya. Ini baru satu dusun, masih banyak lagi dusun lain yang membutuhkan perhatian kita bersama. Semangat seperti inilah yang akan kita tularkan,” tegas Serma Wiyaji.
Penutup: Paving Block yang Menyambung Aspirasi
Setiap lembar paving block yang terpasang di Dusun Tapas bukanlah sekadar batu beton. Ia adalah simbol dari sebuah ikatan, sebuah perjuangan kolektif, dan sebuah harapan. Ia adalah bukti bahwa ketika TNI dan rakyat bersinergi, tidak ada rintangan yang terlalu besar, tidak ada pekerjaan yang terlalu berat.
Karya bakti di Desa Sendangrejo ini adalah sebuah cerita kecil yang memiliki resonansi besar. Ia mengingatkan seluruh bangsa pada kekuatan gotong royong yang hampir terlupakan, dan pada peran TNI yang humanis dan pro-rakyat. Jalan poros Dusun Tapas yang baru nantinya bukan hanya akan dilintasi oleh kendaraan, tetapi juga akan menjadi jalur yang menghubungkan hati warga dengan TNI, membawa Dusun Tapas menuju masa depan yang lebih maju, sejahtera, dan bermartabat.









