Gotong Royong Menyembuhkan Jalan Poros: Kolaborasi TNI, Polri, Masyarakat, dan Pelajar Perbaiki Infrastruktur di Laren

Infolamongan.id – Di tengah seringnya keluhan tentang pembangunan infrastruktur yang lamban, sebuah pemandangan luar biasa dan membanggakan terpampang di Jalan Poros Laren–Paciran, tepatnya di Desa Gampangsejati, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan. Pada Kamis (13/11/2025), jalan yang rusak dan membahayakan itu tidak lagi hanya menjadi bahan omongan, tetapi menjadi medan aksi nyata. Dalam sebuah gelaran sinergi yang langka dan patut diteladani, anggota Polsek Laren, Koramil Laren, pegawai Kecamatan Laren, masyarakat setempat, dan bahkan pelajar SMPN 1 Laren, bahu-membahu melakukan kerja bakti memperbaiki jalan mereka sendiri.

Aksi gotong royong masif ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah respons kolektif terhadap kondisi jalan yang telah lama mengganggu kenyamanan dan mengancam keselamatan ribuan pengendara setiap harinya. Jalan poros Laren-Paciran merupakan urat nadi transportasi yang vital, menghubungkan sejumlah desa dan menjadi akses utama menuju destinasi wisata dan ekonomi di kawasan pesisir Paciran.

Latar Belakang: Jalan Rusak yang Mengintai Nyawa

Sebelum aksi kerja bakti digelar, kondisi Jalan Poros Laren–Paciran di Desa Gampangsejati, terutama di seputaran utara Markas Polsek Laren, memprihatinkan. Lubang-lubang besar dan kecil menghiasi permukaannya, menganga siap menerjang kendaraan yang melintas. Bagi pengendara sepeda motor, jalan ini adalah tantangan ekstrem; bagi mobil, ujian bagi sistem suspensi; dan bagi truk, hambatan yang memperlambat distribusi barang.

Kondisi ini semakin parah ketika musim hujan tiba. Lubang-lubang yang terendam air berubah menjadi jebakan tak kasat mata yang telah memicu puluhan kejadian kecelakaan, mulai dari tergelincir, pecah ban, hingga hilangnya kendali. Keluhan warga terus mengalir, namun proses perbaikan secara formal oleh dinas terkait seringkali terhambat oleh birokrasi dan keterbatasan anggaran. Keadaan inilah yang akhirnya memantik inisiatif untuk mengambil alih dan menyelesaikan masalah dengan kekuatan sendiri.

Pemersatu Kolektif: Dari Polisi, TNI, Hingga Pelajar SMP

Yang membuat aksi ini spesial adalah komposisi para pekerjanya. Ini bukanlah tim proyek dari dinas PUPR, melainkan sebuah gabungan kekuatan yang merepresentasikan seluruh unsur masyarakat Laren.

  1. Polsek Laren: Berperan sebagai inisiator dan penggerak. Mereka tidak hanya mengamankan situasi, tetapi juga turun langsung mencangkul, mengangkut material, dan meratakan jalan. Peran mereka bergeser dari penegak hukum menjadi pelayan masyarakat yang proaktif.

  2. Koramil Laren: Sebagai representasi TNI, anggota Koramil membawa semangat disiplin dan fisik yang kuat. Kehadiran mereka memperkuat simbol persatuan TNI-Polri yang nyata di tingkat akar rumput, bukan sekadar retorika.

  3. Pegawai Kecamatan Laren: Mewakili pemerintah lokal, kehadiran mereka menunjukkan bahwa semangat melayani tidak berhenti di balik meja. Mereka terlibat langsung, menunjukkan solidaritas yang tinggi dengan warganya.

  4. Masyarakat Desa Gampangsejati: Mereka adalah pemilik utama masalah dan sekaligus solusi. Dengan semangat tinggi, warga datang dengan peralatan seadanya, menyumbangkan tenaga dan waktu untuk kepentingan bersama.

  5. Pelajar SMPN 1 Laren: Partisipasi para pelajar ini adalah investasi pendidikan karakter yang tak ternilai. Mereka tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga belajar arti kebersamaan, kepedulian sosial, dan tanggung jawab terhadap lingkungan melalui aksi nyata.

Peran Swasta: Sumbangan Pedel yang Memicu Aksi

Sebuah elemen kunci yang memungkinkan aksi gotong royong ini terealisasi adalah peran serta para pengusaha lokal. Melalui sumbangan pedel (material) yang disalurkan kepada Polsek Laren, kebutuhan dasar untuk perbaikan jalan—seperti pasir, batu, dan semen—dapat terpenuhi.

“Ini merupakan wujud kepedulian bersama. Dengan adanya sumbangan pedel dari para pengusaha kepada Polsek Laren, perbaikan jalan dapat segera dilakukan demi terciptanya kenyamanan dan keselamatan para pengendara yang melintas,” jelas Kapolsek Laren.

Ini menunjukkan model kemitraan yang efektif: kepolisian sebagai fasilitator dan penggerak, pengusaha sebagai penyandang dana atau material, dan masyarakat sebagai pelaksana. Segitiga kolaborasi ini adalah formula ampuh untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sosial di tingkat komunitas.

Suara Pemimpin: Sinergi untuk Keselamatan Bersama

Kapolsek Laren, dalam pernyataannya, menekankan bahwa kegiatan ini adalah bukti nyata sinergi yang solid antar elemen bangsa. “Kegiatan ini merupakan bentuk sinergitas antara TNI, Polri, pemerintah, pelajar, dan masyarakat dalam menjaga keselamatan bersama,” ujarnya.

Lebih lanjut, beliau menyoroti tujuan ganda dari aksi ini. “Selain memperlancar arus lalu lintas, perbaikan ini juga diharapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di jalur utama tersebut.” Pernyataan ini menggarisbawahi pendekatan preventif yang menjadi fokus utama, di mana mencegah kecelakaan dianggap lebih penting daripada menanganinya setelah kejadian.

Gambaran Lapangan: Semangat yang Menyembuhkan Jalan

Suasana di lokasi kerja bakti digambarkan penuh dengan semangat dan kekompakan. Tidak ada sekat pangkat, seragam, atau usia. Seorang anggota polisi mungkin sedang mengangkut pasir bersebelahan dengan seorang pelajar SMP. Seorang tentara mendorong gerobak bersama seorang kades. Seorang pegawai kecamatan memegang cangkul, sambil sesekali tersenyum melihat semangat para remaja.

“Kegiatan kerja bakti berlangsung dengan penuh semangat dan kekompakan. Semua pihak bahu membahu menimbun dan meratakan jalan yang berlubang,” seperti dilaporkan dari lapangan. Suasana seperti ini tidak hanya memperbaiki jalan, tetapi juga merekatkan kembali ikatan sosial yang mungkin mulai renggang di masyarakat.

Makna Sosial: Melampaui Perbaikan Fisik

Aksi gotong royong ini memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar menimbun lubang. Ini adalah sebuah pernyataan politik warga bahwa mereka memiliki daya dan kekuatan untuk mengubah keadaan mereka sendiri. Ini adalah pelajaran demokrasi partisipatif yang riil, di mana warga tidak hanya menuntut haknya, tetapi juga menjalankan kewajibannya untuk berkontribusi.

Nilai-nilai kebersamaan, kepedulian sosial, kerelawanan, dan tanggung jawab kolektif yang ditunjukkan mencerminkan karakter asli bangsa Indonesia yang sesungguhnya. “Hal ini mencerminkan nilai kebersamaan dan kepedulian sosial yang kuat di tengah masyarakat Laren,” tulis laporan tersebut, dan itu bukanlah sebuah klaim yang berlebihan.

Refleksi dan Tantangan Ke Depan

Kisah sukses di Laren ini harus menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain. Ia membuktikan bahwa dengan kepemimpinan yang proaktif (dari Polsek dan Koramil) dan semangat kebersamaan, banyak masalah infrastruktur skala lokal yang dapat diselesaikan tanpa harus selalu menunggu intervensi pemerintah pusat.

Namun, tantangannya adalah keberlanjutan. Perbaikan secara swadaya seperti ini seringkali bersifat sementara. Material yang digunakan mungkin tidak sekuat spesifikasi teknis yang seharusnya. Karena itu, langkah selanjutnya yang penting adalah bagaimana sinergi yang telah terbangun ini dapat mendorong pemerintah daerah (Dinas PUPR Kabupaten) untuk melakukan peninjauan dan melakukan perbaikan secara permanen di lokasi yang sama, mengingat jalan poros merupakan tanggung jawab pemerintah.

Kesimpulan: Sebuah Teladan Nasional

Aksi Polsek Laren dan seluruh komponen masyarakat Laren adalah sebuah cerita yang patut dikumandangkan. Di tengah narasi-narasi tentang intoleransi dan perpecahan, mereka menunjukkan bahwa semangat gotong royong untuk kebaikan bersama masih hidup dan bernafas dengan kuat.

Mereka tidak hanya menyembuhkan jalan yang berlubang, tetapi juga “menyembuhkan” rasa pesimisme dan ketergantungan berlebihan pada negara. Mereka telah menciptakan sebuah blueprint untuk pembangunan partisipatif, di mana keamanan, kenyamanan, dan keselamatan adalah tanggung jawab semua pihak. Inisiatif seperti inilah, yang ketika direplikasi, dapat benar-benar membawa Indonesia pada cita-cita kemandirian dan kebersamaan yang tertuang dalam Pancasila

Pos terkait

Baca juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *