Infolamongan.id – Dalam sebuah terobosan yang mendapat apresiasi luas dari masyarakat, anggota Unit Lalu Lintas (Lantas) Polsek Babat, Polres Lamongan, mengambil inisiatif luar biasa untuk mengantisipasi bahaya di jalan rusak. Mereka secara aktif melakukan patroli dan menandai setiap lubang di Jalan Raya Babat-Lamongan menggunakan cat pilok berwarna putih. Aksi pre-emptif ini merupakan implementasi nyata dari program patroli Kamseltibcarlantas (Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas) yang berfokus pada keselamatan, bukan sekadar penindakan.
Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (13/11/2025) ini menyisir ruas jalan mulai dari Simpang 3 Mira hingga depan RSUD Nahdlatul Ulama (RSNU) Babat. Alih-alih hanya berpangku tangan menunggu perbaikan dari dinas terkait, para polisi ini turun langsung ke lapangan dengan kaleng cat dan kuas, mengubah diri dari penegak hukum menjadi pelindung nyawa pengendara.
Latar Belakang: Darurat Jalan Berlubang
Jalan Raya Babat-Lamongan merupakan salah satu urat nadi perekonomian dan transportasi di wilayah Kabupaten Lamongan. Setiap harinya, jalan ini dilintasi oleh ribuan kendaraan, mulai dari sepeda motor, mobil pribadi, hingga truk-truk besar pengangkut barang. Kondisi ini, ditambah dengan faktor cuaca dan beban berlebih, mengakibatkan jalan tersebut cepat rusak dan muncul lubang-lubang yang menganga.
Lubang-lubang ini bukan sekadar gangguan kecil, melainkan ancaman serius yang kerap disebut sebagai “siluman” bagi pengendara, terutama pada malam hari atau saat hujan turun. Pada kondisi tersebut, lubang sering terendam air dan menjadi tidak terlihat, berubah menjadi jebakan yang dapat merenggut nyawa. Sudah banyak kejadian kecelakaan, mulai dari hilangnya kendali, pecah ban, hingga tergelincir, yang dipicu oleh kondisi jalan yang rusak parah.
Patroli Proaktif: Dari Tilang ke Kuas Cat
Berdasarkan pantuan di lapangan, anggota Lantas Polsek Babat menemukan sejumlah titik kritis yang mengalami kerusakan parah dan berpotensi tinggi membahayakan keselamatan pengendara. Menyadari bahwa laporan tertulis saja tidak cukup dan menunggu perbaikan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, mereka memutuskan untuk bertindak.
“Sebagai langkah cepat dan preventif, petugas memberikan tanda berupa cat pilok warna putih di sekitar lubang jalan sebagai peringatan visual bagi pengendara,” jelas Kanit Lantas Polsek Babat.
Langkah ini sangat efektif secara psikologis. Warna putih yang mencolok akan langsung menarik perhatian pengendara dari kejauhan, memberikan sinyal bahaya dan memperingatkan mereka untuk segera mengurangi kecepatan dan lebih berhati-hati dalam manuver. Dalam ilmu keselamatan lalu lintas, peringatan visual semacam ini adalah salah satu metode paling dasar namun paling krusial untuk mencegah kecelakaan.
Suara Hukum: Kepedulian Sebagai Bentuk Tanggung Jawab
Kapolsek Babat, melalui Kanit Lantas, menegaskan bahwa aksi nyata ini adalah bagian dari tanggung jawab moral dan institusional Polri terhadap keselamatan masyarakat.
“Kami ingin mengingatkan pengendara agar selalu waspada, terutama di titik-titik yang sudah kami beri tanda. Ini adalah langkah sementara yang kami lakukan sambil menunggu perbaikan secara permanen dari instansi terkait, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lamongan,” ujar Kapolsek.
Pernyataan ini menekankan pada semangat kolaborasi. Polisi tidak bisa bekerja sendiri untuk menciptakan jalan yang aman. Mereka membutuhkan sinergi dengan dinas teknis sebagai pelaksana perbaikan fisik. Inisiatif menandai lubang ini adalah bentuk “pertolongan pertama” untuk mengisi celah waktu hingga perbaikan permanen dilakukan, sekaligus sebagai bentuk tekanan moral tidak langsung kepada pihak terkait untuk segera bertindak.
Respons Masyarakat: Apresiasi untuk Tindakan Nyata
Tidak seperti operasi tilang yang kerap ditakuti, patroli dengan cat pilok ini justru disambut hangat dan diapresiasi tinggi oleh masyarakat sekitar dan pengguna jalan. Banyak pengendara yang secara spontan memberikan salam, membunyikan klakson tanda dukungan, atau bahkan mengunggahnya ke media sosial.
“Salut untuk Polsek Babat! Ini baru action yang bermanfaat. Selama ini setiap lewat sini rasanya seperti slalom, harus menghindari lubang sana-sini. Apalagi kalau malam, sangat berbahaya. Dengan ada tanda putih, setidaknya kita bisa lebih waspada,” ujar Ahmad, seorang pengendara ojek online yang sering melintas di jalur tersebut.
Seorang warga sekitar, Ibu Siti, juga menyatakan rasa syukurnya. “Anak saya kan sering pulang malam naik motor. Sebagai ibu, saya selalu khawatir. Dengan adanya tanda dari polisi ini, saya jadi sedikit lebih tenang. Semoga dinas PU segera memperbaiki jalan ini sampai tuntas.”
Analisis Keselamatan: Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati
Dari perspektif keselamatan jalan, langkah yang dilakukan Polsek Babat ini adalah contoh sempurna dari pendekatan “preventif” yang sangat dibutuhkan di Indonesia. Data Korps Lalu Lintas Polri sering menunjukkan bahwa faktor jalan menyumbang persentase yang signifikan terhadap penyebab kecelakaan.
Dengan biaya yang sangat murah (hanya beberapa kaleng cat pilok), aksi ini memiliki dampak yang sangat besar dalam menekan angka kecelakaan dan potensi korban jiwa. Ini adalah investasi keselamatan yang sangat efektif. Setiap kecelakaan yang berhasil dicegah berarti telah menyelamatkan satu nyawa, mencegah satu keluarga dari duka, dan menghemat biaya sosial-ekonomi yang jauh lebih besar.
Tantangan dan Harapan Ke Depan
Meski patut diacungi jempol, inisiatif ini tetaplah solusi sementara. Cat pilok akan cepat pudar dan luntur diterpa hujan dan gesekan ban kendaraan. Titik permasalahan sebenarnya tetap pada kondisi infrastruktur jalan itu sendiri.
Harapannya, langkah simbolis dari kepolisian ini dapat menjadi katalisator yang mempercepat tindakan perbaikan dari Dinas PUPR setempat. Laporan dari polisi yang disertai dengan bukti visual di lapangan seharusnya menjadi prioritas utama untuk segera ditindaklanjuti.
Ke depan, sinergi semacam ini perlu dilembagakan. Misalnya, dengan membuat sistem pelaporan kerusakan jalan yang terintegrasi langsung antara kepolisian sektor dengan dinas PUPR kabupaten/kota, sehingga proses perbaikan dapat berjalan lebih cepat dan tepat sasaran.
Kesimpulan: Sebuah Teladan Kepemimpinan di Jalan
Aksi nyata Polsek Babat ini lebih dari sekadar berita biasa. Ini adalah sebuah teladan tentang bagaimana institusi penegak hukum dapat memaknai tugasnya secara lebih luas dan manusiawi. Mereka tidak hanya hadir saat kecelakaan terjadi atau saat hendak menilang, tetapi hadir untuk mencegah kecelakaan itu sendiri.
Coretan-coretan cat putih di aspal yang rusak itu adalah simbol kepedulian, kreativitas, dan tanggung jawab. Mereka adalah penjaga yang tidak hanya menjaga hukum, tetapi juga menjaga nyawa. Inisiatif sederhana ini patut menjadi contoh dan diadopsi oleh kepolisian sektor lainnya di seluruh Indonesia yang menghadapi masalah serupa, menciptakan efek domino keselamatan bagi jutaan pengendara di tanah air









