Abdurrahman Bahrudin dan PT. Bahrudin Semesta Jaya: Mengukir Kontribusi Nyata melalui Program Makan Bergizi Gratis di Lamongan

Infolamongan.id – Dalam upaya mendukung peningkatan kualitas gizi masyarakat, khususnya anak-anak sekolah dan kelompok rentan, PT. Bahrudin Semesta Jaya di bawah kepemimpinan Abdurrahman Bahrudin sebagai Direktur Utama, mengambil peran strategis dengan menjadi penyuplai tempe untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lamongan. Program yang diinisiasi pemerintah ini tidak hanya menjadi wujud nyata komitmen corporate social responsibility (CSR) perusahaan, tetapi juga mencerminkan sinergi positif antara pelaku usaha dan pemerintah dalam mengatasi persoalan gizi dan ketahanan pangan di tingkat akar rumput.

Sejak awal tahun 2025, PT. Bahrudin Semesta Jaya secara konsisten menyuplai tempe ke berbagai dapur yang tersebar di Lamongan. Komitmen berkelanjutan ini bukan sekadar aktivitas bisnis semata, melainkan bagian dari visi perusahaan untuk turut serta membangun masyarakat yang sehat dan produktif melalui penyediaan pangan bergizi. Keberlanjutan suplai ini menjadi krusial bagi konsistensi pelaksanaan program MBG, memastikan bahwa penerima manfaat terus mendapatkan asupan protein yang memadai.

Tempe: Pahlawan Gizi Lokal yang Terjangkau dan Bernutrisi Tinggi

Pemilihan tempe sebagai komponen utama dalam menu MBG bukanlah tanpa alasan. Produk olahan kedelai ini telah lama diakui sebagai sumber protein nabati yang unggul. Kandungan gizinya yang tinggi, termasuk protein, serat, vitamin, dan mineral, menjadikannya pilihan ideal untuk memerangi masalah malnutrisi, stunting, dan kekurangan gizi lainnya.

Abdurrahman Bahrudin dalam pernyataannya menekankan kebanggaan dan komitmennya, “Kami bangga dapat berkontribusi dalam program makan bergizi gratis yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Lamongan. Tempe sebagai produk lokal memiliki nilai gizi tinggi dan merupakan pilihan tepat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.”

Lebih dari sekadar nilai gizi, tempe juga merepresentasikan kearifan lokal dan kemandirian pangan. Harganya yang terjangkau membuat program seperti MBG dapat dijalankan secara lebih efisien dan berkelanjutan, menjangkau lebih banyak penerima manfaat tanpa mengorbankan kualitas gizi. Efisiensi biaya ini memungkinkan alokasi anggaran untuk aspek-aspek lain dari program, seperti diversifikasi menu dan peningkatan cakupan.

Mekanisme Distribusi yang Terintegrasi: Kunci Kelancaran Program

Kelancaran distribusi tempe ke berbagai dapur di Lamongan tidak terlepas dari mekanisme koordinasi yang terstruktur. PT. Bahrudin Semesta Jaya tidak bekerja sendiri. Perusahaan ini aktif berkolaborasi dengan berbagai dapur unit, komunitas lokal, serta berkoordinasi erat dengan Komite UMKM Lamongan dan pihak-pihak terkait lainnya.

Model kolaborasi ini memastikan bahwa distribusi berjalan tepat sasaran dan tepat waktu. Komite UMKM berperan sebagai fasilitator yang memetakan kebutuhan dan memastikan tidak ada tumpang tindih atau daerah yang terlewat. Sementara itu, komunitas lokal dan pengelola dapur berperan dalam mengelola distribusi tingkat akhir, memastikan tempe yang disuplai benar-benar diolah dan sampai ke tangan penerima manfaat.

Pendekatan berbasis komunitas ini tidak hanya memperlancar logistik, tetapi juga membangun rasa kepemilikan lokal terhadap program MBG. Masyarakat tidak hanya menjadi penerima pasif, tetapi terlibat aktif dalam proses, mulai dari pengolahan hingga pendistribusian makanan jadi.

Dampak Multilevel: Dari Kesehatan hingga Penguatan Ekosistem UMKM

Dampak dari kontribusi PT. Bahrudin Semesta Jaya dalam program MBG ini bersifat multilevel dan saling berkaitan.

  • Dampak pada Kesehatan Masyarakat: Yang paling langsung terasa adalah peningkatan asupan gizi, terutama protein, bagi anak-anak sekolah dan kelompok rentan. Asupan gizi yang baik di usia sekolah merupakan fondasi untuk perkembangan kognitif dan fisik yang optimal, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia Lamongan di masa depan.

  • Dampak pada Pemberdayaan UMKM Lokal: Keterlibatan PT. Bahrudin Semesta Jaya, yang merupakan bagian dari ekosistem UMKM lokal, bersama dengan pengrajin tahu dan tempe lainnya, menjadi stimulus bagi perekonomian lokal. Adanya permintaan yang stabil dari program MBG memberikan pendapatan yang pasti bagi para pelaku usaha, yang pada gilirannya dapat mendorong perluasan usaha dan penciptaan lapangan kerja.

  • Dampak pada Ketahanan Pangan: Program ini merupakan implementasi nyata dari konsep ketahanan pangan berbasis komunitas. Dengan mengandalkan produk pangan lokal seperti tempe, ketergantungan pada bahan pangan impor atau dari luar daerah dapat dikurangi. Hal ini membuat sistem pangan di Lamongan menjadi lebih resilien terhadap guncangan dari luar.

Visi Ke Depan: Memperkuat Pilar Kemandirian Pangan dan Gizi

Kontribusi Abdurrahman Bahrudin dan PT. Bahrudin Semesta Jaya melalui program MBG ini patut menjadi contoh bagi pelaku usaha lainnya. Ini membuktikan bahwa dunia usaha dapat berperan signifikan dalam menjawab tantangan sosial dengan cara yang sustainable, tidak hanya melalui sumbangan amal yang bersifat insidental, tetapi melalui integrasi program sosial ke dalam model bisnis inti.

Program MBG di Lamongan, dengan dukungan dari para pelaku UMKM seperti PT. Bahrudin Semesta Jaya, telah menempatkan Lamongan sebagai contoh dalam memperkuat ketahanan pangan dan gizi berbasis komunitas. Keberhasilan model kolaborasi segitiga antara Pemerintah, Pelaku Usaha (UMKM), dan Komunitas ini diharapkan dapat diadopsi dan direplikasi di daerah-daerah lain di Indonesia.

Kedepan, diperlukan inovasi berkelanjutan, tidak hanya dalam hal menjaga konsistensi suplai, tetapi juga dalam mendiversifikasi produk olahan lokal bernutrisi tinggi lainnya. Dengan semangat gotong royong dan kepedulian yang ditunjukkan oleh tokoh seperti Abdurrahman Bahrudin, cita-cita untuk mewujudkan Lamongan yang sehat, mandiri pangan, dan bebas dari masalah gizi bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *