Infolamongan.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengguncang dunia perdagangan global dengan pengumuman kebijakan tarif terbaru yang dianggap sebagai langkah strategis sekaligus diplomatik. Dalam pernyataannya, Trump menyampaikan bahwa AS akan menghentikan semua tarif selama 90 hari bagi negara-negara yang tidak membalas kebijakan tarif Washington.
“Penghentian tarif selama 90 hari bagi negara-negara yang tidak membalas,” ujar Trump, dalam pernyataan resmi yang dirilis Gedung Putih.
Langkah ini dinilai sebagai manuver diplomatik tajam yang bertujuan membuka ruang dialog dan negosiasi, sembari mengisolasi negara-negara yang dianggap bermusuhan, terutama Tiongkok. Dengan memberikan kelonggaran tarif kepada negara mitra yang bersikap kooperatif, Trump mengirim pesan tegas bahwa kerja sama akan dihargai, sementara pembalasan akan mendapat balasan yang lebih keras.
Tiongkok Diperketat: Tarif Naik Hingga 125%
Di sisi lain, Tiongkok memilih jalur konfrontatif dalam merespons kebijakan perdagangan AS. Pemerintah Beijing memberlakukan tarif pembalasan hingga 84% terhadap produk asal AS dan turut mengeluarkan peringatan perjalanan ke Amerika Serikat, memperkeruh hubungan antar kedua kekuatan ekonomi dunia tersebut.
Sebagai tanggapan, Trump mengumumkan bahwa tarif terhadap barang-barang impor dari Tiongkok akan langsung dinaikkan hingga 125%, berlaku segera. Kebijakan ini menunjukkan pendekatan keras Gedung Putih terhadap pelanggaran kebijakan perdagangan, serta dianggap sebagai upaya melindungi ekonomi domestik dari kompetisi yang tidak adil.
“Menaikkan tarif Tiongkok menjadi 125%, berlaku segera,” kata Trump dalam konferensi pers.
Sinyal Kuat: AS Terbuka untuk Bisnis, Asalkan Bermain Adil
Kebijakan terbaru ini juga dibarengi dengan seruan kepada perusahaan global untuk memindahkan operasi dan investasi mereka ke Amerika Serikat. Trump menegaskan bahwa AS kini lebih terbuka dari sebelumnya bagi pelaku bisnis internasional yang mau mengikuti aturan main yang adil dan transparan.
“Baik, Pak! Sinyal kuat dari Gedung Putih: AS terbuka untuk bisnis, asalkan Anda bermain adil,” tambahnya dengan nada optimis.
Kebijakan ini menuai beragam reaksi dari komunitas internasional. Beberapa negara menyambut positif tawaran penghentian tarif sementara sebagai peluang mempererat kerja sama, sementara lainnya mewaspadai eskalasi baru antara Washington dan Beijing yang bisa berdampak pada rantai pasok global.
Membentuk Tatanan Baru?
Analis melihat langkah Trump bukan sekadar kebijakan ekonomi, melainkan upaya membentuk kembali tatanan perdagangan global dengan standar dan peraturan yang lebih pro-Amerika. Jika berhasil, strategi ini bisa menempatkan AS sebagai pusat utama aktivitas ekonomi internasional. Namun, jika gagal, dampaknya bisa luas—dari ketegangan geopolitik hingga kerusakan pada sistem perdagangan multilateral.
Satu hal yang pasti: dunia kini tengah menyaksikan permainan catur ekonomi besar-besaran, di mana tarif bukan hanya instrumen fiskal, tapi juga senjata diplomasi.