Sukses Besar Desa Turi, Lamongan: Kebun Melon Hidroponik Cuan Ratusan Juta Rupiah

Infolamongan.id – Inovasi luar biasa dari Desa Turi, Kecamatan Turi, Lamongan, menjadi perbincangan hangat karena keberhasilan mereka mengubah lahan tidur menjadi kebun melon hidroponik berbagai varian. Inisiatif yang terbilang revolusioner ini tidak hanya mempercantik panorama desa, tetapi juga menghasilkan cuan ratusan juta rupiah.

Kepala Desa Turi, Rohman, dengan penuh semangat menyampaikan bahwa lahan tidur desa yang dulunya tidak produktif kini telah diubah menjadi kebun melon hidroponik dengan berbagai varian. Hasil panen melon perdana di lahan seluas 600 meter persegi tersebut begitu luar biasa sehingga langsung diserbu oleh pembeli.

“Ini dulunya lahan tidur milik desa yang kemudian disulap menjadi kebun melon hidroponik berbagai varian,” ujar Rohman kepada wartawan saat panen perdana kebun hidroponik Desa Turi pada Minggu (3/12/2023).

Rohman mengungkapkan bahwa keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan desa, tetapi juga memberikan keuntungan finansial yang signifikan. Desa Turi mampu meraih cuan melimpah dari penjualan melon hidroponik, yang terdiri dari tiga varian utama: golden kinanti, skusi, dan sweetnet.

Harga melon hidroponik pada panen perdana dibanderol sebesar Rp 15 ribu per kilogram, sementara melon sweetnet, yang menjadi favorit pembeli, dijual seharga Rp 20 ribu per kilogram.

“Melon sweetnet ini menjadi favorit pengunjung karena bijinya memang sedikit,” jelas Rohman. Satu buah melon rata-rata mencapai berat dua kilogram, dan warga desa berhasil memanen hingga delapan ton buah melon dengan omzet mencapai Rp 100 juta.

Keberhasilan ini tidak hanya menciptakan pendapatan, tetapi juga menumbuhkan harapan untuk generasi muda. Rohman berharap bahwa ke depannya, petani-petani milenial lahir di desa ini, membawa keberlanjutan dan perkembangan usaha kebun melon hidroponik.

“Semoga ke depan, di desa ini akan mampu melahirkan petani-petani milenial sehingga akan mampu lebih mengembangkan usaha kebun melon hidroponik ini sebagai bagian dari upaya penguatan sektor ekonomi lokal yang dampaknya akan bisa dirasakan oleh warga,” tambah Rohman.

Antusiasme warga terlihat dari ramainya pengunjung saat panen perdana. Para pengunjung diberikan kebebasan untuk memilih dan memetik sendiri melon di kebun hidroponik ini. Setelah memilih dan memetik, mereka dengan senang hati menimbang melon hasil petikan sendiri.

“Saya memilih melon jenis sweetnet, tapi hanya memetik sebuah saja karena takut yang lain nggak kebagian,” cerita salah satu pengunjung bernama Rusna. Meski hanya membeli satu buah, Rusna mengaku senang dengan keberadaan kebun melon hidroponik di desa ini. Lokasinya yang dekat membuatnya dapat kembali kapan saja, tanpa harus pergi ke kota untuk membeli melon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *