Rupiah Terperosok ke Rp15.900 per Dolar AS, BI Pertahankan Suku Bunga di Tengah Badai Volatilitas Global

Infolamongan.id – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6%, sejalan dengan ekspektasi pasar. SEVP Head of Treasury Sales & Distribution Bank CIMB Niaga, Hernaman Tandianto, menyatakan bahwa langkah ini mencerminkan fokus BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah tingginya volatilitas pasar global.

“Keputusan ini sangat relevan, mengingat tekanan terhadap Rupiah yang kini berada di posisi Rp15.900 per Dolar AS. Bank Indonesia tampaknya memprioritaskan stabilitas nilai tukar guna menjaga ketahanan ekonomi domestik,” ujar Hernaman dalam wawancaranya di Power Lunch, CNBC Indonesia, Jumat (22/11).

Menurut Hernaman, arah kebijakan BI tidak terlepas dari tantangan pasar keuangan global yang terus memengaruhi keputusan bank sentral, termasuk BI. Setidaknya ada empat sentimen utama yang perlu diantisipasi, yakni:

  1. Kebijakan Tarif Trump 2.0 – Potensi kebijakan proteksionis ini dapat memicu ketidakpastian baru di pasar global.
  2. Pemangkasan Tarif Pajak di AS – Langkah ini diperkirakan dapat meningkatkan daya beli konsumen di AS, namun bisa memperkuat Dolar AS lebih lanjut.
  3. Prospek Pengeluaran Pemerintah AS – Belanja pemerintah yang lebih besar dapat memengaruhi arus modal global.
  4. Penguatan Pasar Saham AS – Penguatan ini berpotensi menarik modal dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Sentimen-sentimen tersebut, menurut Hernaman, akan menjadi pertimbangan utama dalam arah kebijakan BI ke depan. Fokus utama BI tetap pada stabilitas ekonomi domestik, khususnya dalam menjaga Rupiah agar tetap kompetitif di tengah tekanan eksternal.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kebijakan suku bunga, sentimen global, dan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia, simak dialog lengkap Anneke Wijaya bersama Hernaman Tandianto di Power Lunch, CNBC Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *