Infolamongan.id – Hari Rabu terakhir di bulan Safar, yang dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan atau Rabu Wekasan, merupakan momen yang dianggap sakral oleh sebagian besar masyarakat, terutama di Jawa. Hari ini diyakini sebagai waktu turunnya bala atau musibah, sehingga banyak orang mengamalkan berbagai ritual, dzikir, dan doa khusus untuk menolak bala.
Kepercayaan di Balik Rebu Wekasan
Rebo Wekasan berasal dari kepercayaan bahwa pada hari tersebut, Allah menurunkan berbagai ujian dan cobaan bagi umat manusia. Oleh karena itu, masyarakat yang meyakini hal ini biasanya melakukan berbagai amalan untuk memohon perlindungan dan keselamatan dari segala bentuk mara bahaya yang mungkin terjadi. Tradisi ini sudah berlangsung secara turun-temurun dan masih dijaga hingga kini sebagai bagian dari kearifan lokal.
Amalan Khusus di Hari Rebu Wekasan
Di hari Rebo Wekasan, banyak orang melakukan dzikir dan doa khusus yang bertujuan untuk menolak bala. Doa ini biasanya dilakukan setelah melaksanakan salat fardhu atau dalam acara khusus di masjid dan mushola. Selain itu, ada juga yang melaksanakan salat sunah dan membaca surah-surah tertentu dari Al-Qur’an yang diyakini memiliki kekuatan spiritual untuk menghindarkan diri dari musibah.
Di beberapa daerah, masyarakat juga melakukan ritual mandi kembang, yang dipercaya dapat membersihkan diri dari segala energi negatif dan menjauhkan diri dari bala. Kembang yang digunakan biasanya adalah bunga-bunga wangi yang memiliki makna spiritual, seperti melati dan kenanga.
Doa Tolak Bala Rebo Wekasan
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
اللّٰهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنَا مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللّٰهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ اِكْفِنَا شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيْ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.
وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Bismillahirrahmanirrahim. Wa shallallahu ta’ala ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.
Allahumma yaa syadidul quwa wa yaa syadiidul mihaal ya ‘aziizu dallan li’izzatika jamii’u khalqika ikfinaa min jamii’i khalqika yaa muhsinu ya mujammalu ya mutafadhalu ya mun’imu yaa mukrimu ya man laa ilaaha illa anta birahmatika ya arhamar raahimin.
Allahumma bisirril hasani wa akhihi wa jaddihi wa abiihi ikfinaa syarri haadal yaumi wa ma yunazzalu fiihi ya kafii fasayakfikahumullahu wa huwas samii;ul ‘aliimu wa hasbunallahu wa ni’mal wakiilu wa laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyiil ‘adhiim.
Wa shallallahu ta’ala ‘alaa sayyidnia muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallim.
Artinya: Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga shalawat dan salam Allah senantiasa tercurah pada junjungan kami, Nabi Muhammad Saw, keluarga dan para sahabatnya.
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Memiliki Kekuatan dan Keupayaan.
Ya Tuhan Yang Maha Mulia dan karena kemuliaan-Mu itu, menjadi hinalah semua makhluk ciptaan-Mu, peliharalah aku dari kejahatan makhluk-Mu.
Ya Tuhan Yang Maha Baik. Yang Memberi Keindahan, Keutamaan, Kenikmatan dan Kemuliaan. Ya Allah, Tiada Tuhan kecuali hanya Engkau.
Kasihanilah aku dengan Rahmat-Mu, wahai Zat yang Maha Penyayang. Ya Allah, dengan rahasia kemuliaan Sayyidina Hasan dan saudaranya, serta kakeknya dan ayahnya, ibunya dan keturunannya, jauhkan aku dari kejahatan hari ini dan kejahatan yang akan turun padanya.
Ya Tuhan Yang Maha Mulia dan karena kemuliaan-Mu itu, menjadi hinalah semua makhluk ciptaan-Mu, peliharalah aku dari kejahatan makhluk-Mu.
Ya Tuhan Yang Maha Baik. Yang Memberi Keindahan, Keutamaan, Kenikmatan dan Kemuliaan. Ya Allah, Tiada Tuhan kecuali hanya Engkau.
Kasihanilah aku dengan Rahmat-Mu, wahai Zat yang Maha Penyayang. Ya Allah, dengan rahasia kemuliaan Sayyidina Hasan dan saudaranya, serta kakeknya dan ayahnya, ibunya dan keturunannya, jauhkan aku dari kejahatan hari ini dan kejahatan yang akan turun padanya.
Berikut kalimat dzikir Rebo Wekasan:
Subhanallah
Alhamdulillah
Allahu Akbar
Astagfirullahaladzim
Makna Spiritual dan Sosial Rebo Wekasan
Selain sebagai upaya spiritual untuk menolak bala, Rebo Wekasan juga memiliki makna sosial yang mendalam. Momen ini menjadi saat bagi masyarakat untuk berkumpul, berbagi cerita, dan mempererat tali silaturahmi. Banyak keluarga yang mengadakan kenduri atau syukuran dengan menyajikan makanan khas seperti bubur suro, yang kemudian dibagikan kepada tetangga dan sanak saudara sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan perlindungan.
Kegiatan berbagi ini mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang masih kuat dalam masyarakat Jawa. Rebo Wekasan bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga sarana untuk memperkuat hubungan sosial dan menumbuhkan rasa solidaritas di antara anggota masyarakat.
Pelestarian Tradisi Rebu Wekasan
Meskipun zaman terus berkembang dan modernisasi semakin merambah kehidupan masyarakat, tradisi Rebo Wekasan tetap dilestarikan. Banyak generasi muda yang mulai kembali tertarik untuk mengikuti dan menjaga tradisi ini, dengan dukungan dari para sesepuh dan tokoh agama setempat. Bahkan, beberapa komunitas dan pemerintah daerah secara aktif mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan Rebo Wekasan, sebagai bentuk pelestarian budaya lokal.
Pelestarian tradisi ini penting untuk menjaga warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan sosial. Rebo Wekasan tidak hanya menjadi momen untuk memohon keselamatan, tetapi juga cerminan dari kearifan lokal yang perlu dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Dengan terus dijaganya tradisi Rebo Wekasan, diharapkan masyarakat tetap bisa menghargai dan memahami makna di balik hari yang sakral ini, serta menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari yang penuh dengan makna spiritual dan kebersamaan.