Pasar Hewan Tikung Kembali Dibuka Setelah Sebulan Ditutup Akibat PMK

 

Infolamongan.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan resmi membuka kembali Pasar Hewan Tikung setelah sebulan ditutup akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Keputusan ini diambil berdasarkan kajian dari lembaga terkait yang menunjukkan bahwa kasus PMK di wilayah tersebut telah mengalami penurunan signifikan dalam sepekan terakhir.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Diskeswan) Lamongan, Shofiah Nurhayati, mengungkapkan bahwa dari total 1.557 sapi yang terjangkit, dalam 10 hari terakhir tidak ada tambahan kasus baru. Tingkat kesembuhan pun telah mencapai 65 persen, sementara sisanya masih dalam tahap pengobatan.

Pasar Hewan Kembali Beroperasi, Pedagang Mulai Berdatangan

Pada hari pertama pembukaan, sebanyak 16 ekor sapi dari berbagai daerah mulai memenuhi area Pasar Hewan Tikung. Meskipun jumlahnya belum banyak, hal ini menandai langkah awal kembalinya aktivitas jual beli di pasar tersebut. Para pedagang yang hadir mayoritas berasal dari Mojokerto dan Gresik, sementara warga lokal Lamongan masih tampak ragu untuk kembali berjualan.

Shofiah menegaskan bahwa meskipun kasus PMK sudah melandai, kewaspadaan tetap harus dijaga. Upaya pencegahan melalui vaksinasi akan terus dilakukan guna memastikan penyakit ini tidak kembali merebak di wilayah Lamongan.

Vaksinasi Massal untuk Mencegah Penyebaran PMK

Sebagai bagian dari strategi pencegahan, Pemkab Lamongan terus menggencarkan vaksinasi hewan ternak. Program vaksinasi ini telah dimulai sejak Januari dan akan berlanjut hingga Maret. Bahkan, vaksinasi serentak akan dilakukan pada 19 hingga 21 Februari di setiap Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di berbagai kecamatan.

Shofiah menyebut bahwa hingga saat ini, sebanyak 9.926 dosis vaksin telah disalurkan untuk menekan jumlah kasus PMK. Dari jumlah tersebut, 1.792 dosis berasal dari program vaksinasi mandiri, sekitar 7.900 dosis merupakan bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi, serta 97 dosis berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT. Sreya.

Peternak Diharapkan Aktif dalam Pencegahan dan Pengobatan

Selain vaksinasi, pihak Diskeswan juga mengimbau para pedagang dan peternak untuk tetap menjaga komunikasi dengan petugas kesehatan hewan. Hal ini bertujuan agar sapi yang terjangkit PMK bisa segera mendapatkan perawatan yang tepat dan pulih lebih cepat.

Shofiah menekankan bahwa PMK bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, sehingga peternak harus telaten dalam memberikan pengobatan serta pakan yang baik bagi ternak mereka. Ia berharap ada kerja sama yang erat antara peternak dan petugas kesehatan agar penyebaran penyakit ini dapat terus ditekan.

Pasar Hewan Masih Sepi, Pedagang Perlu Waktu untuk Pulih

Sementara itu, Kepala UPT Pasar Hewan Lamongan, Isrofil, mengakui bahwa kondisi pasar hewan masih terbilang sepi meskipun sudah dibuka kembali. Ia menilai hal ini sebagai dampak dari keterbatasan stok sapi yang dimiliki oleh pedagang akibat wabah PMK selama sebulan terakhir.

Pihaknya pun terus melakukan sosialisasi kepada para pedagang, baik secara langsung maupun melalui media komunikasi seperti telepon dan grup WhatsApp. Bahkan, pendekatan door to door juga dilakukan untuk mengajak para pedagang besar kembali berjualan di pasar hewan tersebut.

Salah satu pedagang yang kembali ke pasar, Simpen, mengungkapkan rasa senangnya atas dibukanya kembali pasar hewan setelah lebih dari sebulan ditutup. “Kalau pasar ditutup ya susah, tidak ada tempat jualan. Sekarang saya bawa satu sapi dan alhamdulillah sudah laku,” ujarnya.

Dengan dibukanya kembali Pasar Hewan Tikung, diharapkan perekonomian para peternak dan pedagang sapi di Lamongan dapat kembali bangkit, serta aktivitas jual beli hewan ternak bisa kembali berjalan dengan normal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *