Infolamongan.id – Dukun sering kali menjadi sosok yang menarik perhatian di tengah masyarakat karena kemampuan mereka yang dianggap mampu meramal hal gaib dan mistis yang sulit dijelaskan oleh logika manusia. Tidak jarang ramalan mereka terbukti akurat, sehingga menambah kepercayaan masyarakat terhadap kesaktian mereka. Selain meramal, dukun juga dikenal mampu menyelesaikan berbagai masalah di masyarakat, seperti menyembuhkan penyakit, mengatasi gangguan sihir, menghilangkan kesialan, menemukan barang hilang, dan bahkan menjadi perantara pesugihan. Akibatnya, banyak orang yang percaya pada kehebatan mereka dan berbondong-bondong meminta bantuan kepada dukun untuk menyelesaikan berbagai problem pribadi.
Namun, bagaimana pandangan Islam terhadap praktik perdukunan ini?
Dalam Islam, mempercayai dan mengandalkan dukun untuk hal-hal gaib atau mistis dianggap sebagai tindakan yang menyimpang dari ajaran agama. Islam menekankan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini berada di bawah kuasa Allah SWT, dan manusia diperintahkan untuk bergantung sepenuhnya kepada-Nya, bukan kepada makhluk gaib atau kekuatan mistis. Rasulullah SAW dalam banyak hadis mengingatkan umatnya untuk menjauhi praktik perdukunan. Salah satu hadis yang terkenal menyebutkan,
مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barang siapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka sungguh ia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad” (HR. Ahmad).
Kepercayaan terhadap dukun dianggap bisa merusak akidah seorang Muslim karena hal tersebut mengalihkan kepercayaan dari Allah SWT kepada makhluk lain. Islam mengajarkan bahwa hanya Allah SWT yang memiliki pengetahuan tentang yang gaib dan masa depan, dan manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengetahuinya kecuali dengan izin-Nya. Oleh karena itu, mempercayai ramalan dukun atau meminta bantuan mereka dalam hal-hal gaib adalah bentuk syirik, yaitu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, yang merupakan dosa besar dalam Islam.
Selain itu, praktik perdukunan sering kali melibatkan penggunaan jimat, mantra, atau ritual tertentu yang juga bertentangan dengan prinsip tauhid (keesaan Allah) dalam Islam. Umat Muslim dianjurkan untuk mencari solusi atas masalah mereka melalui cara-cara yang sesuai dengan syariat Islam, seperti berdoa, berobat dengan cara medis yang halal, dan meminta pertolongan kepada Allah SWT dengan penuh keyakinan.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap dukun masih kuat di tengah masyarakat. Faktor-faktor seperti tradisi budaya, tingkat pendidikan, dan pengaruh lingkungan sosial sering kali mempengaruhi seseorang untuk mempercayai dukun. Oleh karena itu, penting bagi para pemuka agama dan tokoh masyarakat untuk terus memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran Islam terkait masalah ini, serta mendorong masyarakat untuk mencari solusi atas masalah mereka dengan cara yang benar dan halal.
Dengan pemahaman yang benar dan bimbingan yang tepat, diharapkan masyarakat dapat meninggalkan praktik perdukunan dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap permasalahan hidup.