Infolamongan.id – Road Show Ngaji Desa Melangkori yang diinisiasi oleh Pusat Bimbingan dan Teknologi (Pusbimtek) Palira bersama DPD Lembaga Komunikasi Desa Nusantara (LKDN) Kabupaten Lamongan resmi dimulai pada Jumat (18/4/2025) di Makam Sinuwun, Kecamatan Deket. Acara pembuka ini ditandai dengan prosesi pemotongan tumpeng yang berjalan lancar dan penuh khidmat.
Kegiatan perdana ini dihadiri oleh perwakilan peserta dari berbagai kecamatan, antara lain Sukodadi, Babat, Sekaran, Deket, Karang Binangun, Lamongan, hingga Mantup. Antusiasme peserta menandai awal dari gerakan moral yang bertujuan untuk mencerdaskan masyarakat desa dalam memahami hak-haknya, khususnya terkait keterbukaan informasi publik.
Dalam sesi pembukaan, narasumber utama, NUR ROZUQI, menyampaikan sebuah pengantar yang menggelitik: “Guru mencari murid, bukan duit yang mencari guru.” Pesan tersebut menjadi simbol dari semangat pendidikan dan penyadaran publik tanpa pamrih.
Materi pertama yang diangkat adalah soal transparansi pemerintahan desa. Nur Rojuqi menyoroti bahwa selama ini, sekitar 90% masyarakat desa di Lamongan tidak mengetahui secara pasti pendapatan dan penggunaan anggaran desa. Padahal, sesuai Peraturan Komisi Informasi (Perki) No. 1 Tahun 2018, pemerintah desa diwajibkan membuka akses informasi publik seluas-luasnya kepada masyarakat.
“Dokumen desa yang bersifat rahasia harus disepakati dalam Musdes dan didasari oleh peraturan desa. Jika tidak, maka masyarakat berhak penuh mengakses seluruh informasi desa,” tegas Rozuqi.
Ia juga mengkritisi lambannya implementasi Standar Layanan Informasi Publik (SLIP) di tingkat desa maupun kabupaten. Minimnya perhatian dari pemerintah terhadap keterbukaan informasi dianggap sebagai penghambat utama kemajuan desa.
Diskusi pun berlangsung dinamis. Peserta mempertanyakan berbagai isu seperti mekanisme pemberian bantuan PKH, pungutan dalam program PTSL, transparansi dalam pembelanjaan pembangunan desa, peran BPD sebagai pengawas pemerintah desa, hingga masalah pengalihfungsian aset desa secara ilegal dan pungutan liar berkedok resmi.
Nur Salim, tokoh LSM Lamongan yang turut hadir, menegaskan bahwa lemahnya literasi informasi menjadikan masyarakat mudah ditipu oleh oknum tak bertanggung jawab. “Gerakan seperti Ngaji Desa Melangkori ini penting sebagai langkah mencerdaskan masyarakat, agar mereka tidak mudah dibohongi,” ujarnya.
Ia juga mengusulkan agar kegiatan ini melibatkan lebih banyak elemen masyarakat dan menjadikan kebutuhan warga sebagai tema utama diskusi. “Kami siap hadir di berbagai forum warga, untuk berbagi pengetahuan dan belajar bersama,” tambahnya.
Kegiatan ini dijadwalkan menjadi road show yang akan terus berlanjut ke desa-desa lain di Kabupaten Lamongan. Penyelenggara berharap, posko-posko pengaduan masyarakat bisa tumbuh di berbagai wilayah, terutama di desa-desa pinggiran yang selama ini minim pendampingan.
Dengan semangat berbagi waktu, ilmu, dan tenaga, Ngaji Desa Melangkori diharapkan menjadi tonggak penting dalam membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap transparansi dan akuntabilitas pemerintahan desa.