Ledakan Sampah Saat Lebaran di Lamongan: DLH Catat Lonjakan hingga 320 Ton Per Hari

Infolamongan.id – Perayaan Idul Fitri 1446 H atau 2025 M yang berlangsung meriah di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, meninggalkan catatan penting terkait pengelolaan lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lamongan mengungkapkan bahwa volume sampah harian melonjak signifikan hingga dua kali lipat dibanding hari biasa, mencapai angka 300–320 ton per hari selama masa puncak Lebaran.

Peningkatan tersebut mulai dirasakan sejak minggu terakhir Ramadan, ketika aktivitas masyarakat meningkat di berbagai sektor, seperti pasar, pusat perbelanjaan, jalan-jalan utama, hingga lingkungan perumahan. Namun, lonjakan terbesar terjadi pada H+1 hingga H+3 Lebaran, seiring dengan intensitas kegiatan silaturahmi, konsumsi makanan, dan tingginya kunjungan ke tempat wisata.

“Biasanya volume sampah harian di wilayah kota dan sekitarnya sekitar 220 ton, tetapi saat Lebaran melonjak menjadi 320 ton per hari. Setelah Lebaran, angkanya mulai turun menjadi 250 ton per hari, meskipun belum kembali ke rata-rata normal,” ujar Andik Kurniawan, Kepala DLH Lamongan, dalam keterangannya pada Rabu (09/04/2025).

Penyumbang Sampah Terbesar: Konsumsi Keluarga & Sampah Plastik

Andik menjelaskan bahwa peningkatan tersebut didominasi oleh sampah rumah tangga, terutama dari kemasan makanan, plastik sekali pakai, serta sisa makanan. Di masa Lebaran, banyak warga yang membeli makanan siap saji, hampers, hingga parcel yang dikemas dalam plastik atau kardus. Selain itu, kegiatan di tempat ibadah dan pasar dadakan yang menjamur selama Ramadan dan menjelang Lebaran turut menyumbang jumlah sampah yang cukup besar.

“Banyak warga yang membagikan bingkisan, makanan, dan menggunakan kemasan sekali pakai. Tradisi itu memang sudah melekat, tapi di sisi lain juga menambah beban pengelolaan sampah jika tidak disertai kesadaran memilah dan membuang pada tempatnya,” jelasnya.

DLH Kerahkan Tim Tambahan & Armada Ekstra

Mengantisipasi hal ini, DLH Lamongan telah menyiapkan langkah taktis. Sebanyak ratusan petugas kebersihan tetap disiagakan selama masa cuti bersama dan libur nasional. Pihaknya juga menambah armada pengangkut sampah, serta mengatur shift kerja khusus untuk memastikan tidak ada penumpukan di titik-titik rawan seperti pasar tradisional, jalur utama kota, taman kota, dan area publik lainnya.

“Kami tidak libur, semua personel kebersihan disiagakan. Kami juga berkoordinasi dengan kecamatan dan kelurahan agar penanganan sampah di luar kota tetap terkendali. Prioritas kami adalah kenyamanan dan kebersihan lingkungan selama masyarakat merayakan Lebaran,” imbuh Andik.

Dampak Lingkungan & Tantangan Pengelolaan Sampah

Lonjakan sampah tentu membawa tantangan tersendiri. Jika tidak segera ditangani, tumpukan sampah dapat menimbulkan bau tak sedap, potensi banjir akibat saluran tersumbat, hingga munculnya serangga dan hewan liar seperti tikus. Selain itu, banyaknya sampah plastik yang tidak terurai juga menjadi ancaman jangka panjang bagi lingkungan.

“Kami sedang dorong program pemilahan sampah dari rumah tangga. Sayangnya, kesadaran masyarakat masih belum merata. Banyak yang belum terbiasa memisahkan antara sampah organik dan anorganik,” keluh Andik.

DLH juga mencatat, sejumlah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di wilayah Lamongan mulai mengalami tekanan kapasitas, terutama pasca-Lebaran. Beberapa kawasan seperti TPA Tambakrigadung dan TPA wilayah kota mengalami lonjakan muatan selama empat hari berturut-turut.

Langkah Edukasi dan Sosialisasi Berkelanjutan

Ke depan, DLH berencana memperkuat edukasi lingkungan melalui program kampung bersih, lomba bank sampah antar kelurahan, serta kampanye pengurangan plastik sekali pakai di berbagai sekolah dan komunitas. Upaya ini akan digandengkan dengan partisipasi aktif masyarakat, tokoh agama, dan perangkat desa agar penyebaran pesannya lebih efektif.

“Momentum Lebaran ini jadi refleksi bagi kita semua. Di satu sisi penuh suka cita, di sisi lain jadi tantangan pengelolaan lingkungan yang harus dihadapi bersama. Kami berharap masyarakat semakin sadar bahwa menjaga kebersihan lingkungan itu bagian dari ibadah dan tanggung jawab sosial,” tutup Andik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *