Infolamongan.id – Pemerintah Kabupaten Lamongan kembali menorehkan prestasi dalam upaya perlindungan anak. Inovasi program Cegah Perkawinan Anak (Cepak) mendapat apresiasi dari Tim Verifikator Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) dalam proses verifikasi lapangan hybrid yang digelar secara virtual melalui Zoom Meeting di Command Center Kabupaten Lamongan, Selasa (22/04/2025).
Apresiasi tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati Solihah, yang menyoroti pendekatan berbasis data yang digunakan Lamongan dalam menyasar ribuan siswa SMP pada masa Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
“Saya mengapresiasi jangkauan sekian ribu anak yang sudah tersentuh program ini. Ini adalah contoh implementasi program yang berbasis data, kecil-kecil namun terukur. Base on data seperti ini yang harus dijadikan acuan untuk kebijakan dan regulasi,” ujar Ai Maryati.
Sasar Lebih dari 5.600 Siswa SMP
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lamongan, Anis Yuhronur Efendi, menjelaskan bahwa sosialisasi program “Cepak” dilakukan secara masif selama MPLS dengan menyasar 5.637 siswa SMP di seluruh Kabupaten Lamongan.
Dalam sosialisasi tersebut, siswa diberikan edukasi menyeluruh mengenai kesehatan reproduksi, bahaya pernikahan dini, serta risiko seks bebas di usia remaja.
“Kami ingin setiap anak SMP memahami risiko dari pernikahan usia dini, baik dari segi kesehatan fisik, mental, maupun pandangan agama. Pencegahan ini dilakukan sejak remajanya,” tegas Anis.
Kesehatan Anak Jadi Prioritas
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dalam paparannya menegaskan bahwa pemerintah daerah memiliki perhatian penuh terhadap perlindungan anak, bahkan sejak masih dalam kandungan hingga usia remaja. Salah satu program yang memperkuat hal tersebut adalah upaya penurunan angka stunting yang terbukti efektif melalui inovasi “1-10-100.”
“Lewat inovasi ini, angka stunting berhasil ditekan dari 27% menjadi 9% hanya dalam waktu satu tahun,” ungkap Bupati.
Program “1-10-100” berarti satu orang tua asuh membina 10 anak asuh dengan pemberian makanan bergizi selama 100 hari. Inovasi ini tidak hanya membantu pemenuhan gizi anak, tetapi juga memperkuat peran serta masyarakat dalam pembangunan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas.
Pentingnya Data dalam Pencegahan
Ai Maryati menambahkan, pendekatan “by name, by address” seperti yang dilakukan Lamongan sangat penting dalam menyusun kebijakan pencegahan yang tepat sasaran. Data yang akurat memungkinkan mitigasi dini terhadap berbagai masalah anak, termasuk perkawinan tidak tercatat, kekerasan, dan pelanggaran hak anak lainnya.
“Profil anak harus memuat segala hal yang terjadi padanya. Dengan begitu, mitigasi bisa dilakukan secara terstruktur dan efisien,” tambah Ai.
Harapan untuk Lingkungan Ramah Anak
Di akhir sesi, Ai juga menekankan pentingnya keterlibatan lintas sektor dalam menciptakan lingkungan yang ramah anak. Menurutnya, pemenuhan indikator Kabupaten/Kota Layak Anak bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua elemen masyarakat.
Dengan langkah nyata seperti program “Cepak”, Lamongan semakin menunjukkan komitmennya sebagai daerah yang serius membangun masa depan generasi muda—melalui pendidikan, perlindungan, dan pendekatan berbasis data yang dapat direplikasi oleh daerah lain di Indonesia.