Hangat dan Penuh Makna Komunitas Ginyo Gelar Halal Bihalal di Tengah Semangat Seni

Infolamongan.id – Suasana kekeluargaan begitu terasa saat Komunitas Ginyo Lamongan, komunitas seni lintas disiplin yang telah eksis sejak 2010, menggelar Halal Bihalal pada hari Minggu (06/04/2025). Acara ini berlangsung penuh keakraban di Studio Alternatif Ginyo, yang terletak di cafe 3 boy Kendal Kemlagi Lamongan, sekaligus menjadi momentum refleksi dan konsolidasi para pegiat seni pasca-Ramadan.

Acara ini dihadiri oleh puluhan anggota aktif, alumni, dan simpatisan Ginyo dari berbagai daerah. Terlihat pula wajah-wajah baru dari kalangan mahasiswa dan pegiat seni lokal yang ingin lebih dekat dengan atmosfer kreatif khas Ginyo.

“Halal bihalal ini bukan cuma soal saling memaafkan, tapi juga menyambung ruh kebersamaan kita sebagai seniman, pejuang ide, dan penggerak kesadaran,” ujar Mas Tohek, ketua Komunitas Ginyo, dalam sambutannya.

Rangkaian Acara yang Penuh Nuansa Kesenian

Acara dibuka dengan pembacaan puisi reflektif oleh Cak Makruf, pendiri Ginyo, yang menceritankan sejarah Ginyo. Cerita itu menggambarkan kerinduan perantau akan kampung halaman dan pentingnya rumah seni sebagai tempat kembali.

Selanjutnya, para peserta disuguhkan penampilan karaoke oleh anggota Ginyo, tak hanya itu, sesi “Cerita di Balik Panggung” menjadi bagian paling menarik. Beberapa anggota berbagi pengalaman unik selama menjadi bagian dari pementasan teater, termasuk proses kreatif dan tantangan teknis yang kerap terjadi di balik layar.

Momentum Kebersamaan dan Rencana Masa Depan

Halal bihalal ini juga menjadi ajang penyusunan agenda baru komunitas. Dalam forum terbuka, anggota berdiskusi mengenai program mendatang, termasuk rencana pementasan ulang teater “KUH” dan tur seni antar-kota yang melibatkan komunitas dari luar Jawa Timur.

Selain itu, Ginyo juga berencana menggelar Festival Kesenian Alternatif Lamongan 2025, yang akan melibatkan pelukis jalanan, pembacaan puisi massal, dan pementasan teater kolaboratif.

“Kita ingin Ginyo tidak hanya menjadi tempat berkarya, tapi juga ruang yang mempertemukan gagasan, keresahan, dan semangat perubahan,” ungkap cak Pandu, salah satu partisipan komunitaas Ginyo.

Seni dan Silaturahmi sebagai Napas Komunitas

Acara ditutup dengan makan bersama secara lesehan—menu khas Lamongan seperti Mie goreng, Ayam bakar, dan es jus turut mempererat suasana kekeluargaan. Satu per satu anggota saling berjabat tangan, tersenyum, dan memeluk hangat, mengukuhkan bahwa Ginyo bukan sekadar komunitas seni, melainkan keluarga.

Halal bihalal ini menjadi pengingat bahwa di balik karya yang kuat, terdapat hubungan yang tulus dan semangat kolektif yang tak tergantikan. Komunitas Ginyo sekali lagi membuktikan bahwa seni dan silaturahmi bisa berjalan beriringan, menumbuhkan harapan baru dari Lamongan untuk Nusantara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *