Dua Inovasi Pemkab Lamongan Masuk Nominasi Bergengsi Innovative Government Award 2025

Infolamongan.id – Kabupaten Lamongan kembali menunjukkan tajinya dalam berinovasi untuk pelayanan publik. Dua terobosan yang dicetuskan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan berhasil masuk dalam nominasi penghargaan bergengsi tingkat nasional, Innovative Government Award (IGA) tahun 2025. Kedua inovasi tersebut, yang menggabungkan pendekatan digital dan humanis, dipresentasikan langsung oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, di hadapan dewan juri di ruang sidang utama Lt. 3 Gedung A Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta Pusat, pada Rabu (5/11/2025).

Kedua inovasi yang bersaing ini merepresentasikan dua sisi pembangunan yang holistik. Pertama, Sistem Informasi Pembayaran PBB-P2 (Simaya), sebuah terobosan digital yang mentransformasi layanan perpajakan daerah. Kedua, Lamongan Sehat Sejahtera Dengan Kunjungan Rumah (Laserku), sebuah program non-digital yang menyentuh langsung aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi masyarakat akar rumput. Keberhasilan dua program ini melambungkan nama Lamongan sebagai daerah yang tidak hanya cakap dalam teknologi, tetapi juga memiliki pendekatan yang hangat dan empatik terhadap warganya.

Simaya: Merevolusi Layanan Pajak Daerah di Era Digital

Inovasi pertama, Simaya, adalah sebuah platform berbasis elektronik (online/web based) yang dikembangkan secara mandiri oleh Pemkab Lamongan untuk mengelola administrasi dan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) secara digital. Inovasi ini lahir dari kebutuhan untuk menjawab tantangan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan pendapatan asli daerah (PAD).

Sebelum adanya Simaya, proses pembayaran dan administrasi PBB-P2 seringkali diwarnai dengan antrian panjang, prosedur yang berbelit, dan kurangnya transparansi. Melalui Simaya, wajib pajak kini dapat memenuhi kewajibannya dengan mudah, cepat, dan transparan. “Selain mengutamakan akuntabilitas dan transparansi, inovasi ini juga bertujuan memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran (bisa dimana saja dan kapan saja),” tutur Bupati Yuhronur Efendi, yang akrab disapa Pak Yes, saat memaparkan keunggulan inovasinya.

Dampak Nyata Simaya: Peningkatan PAD dan Kepuasan Masyarakat

Keberhasilan Simaya tidak hanya berupa wacana, tetapi telah terbukti secara data. Sejak diluncurkan, terjadi peningkatan realisasi PBB-P2 yang sangat signifikan. Pada tahun 2022, realisasi PBB-P2 berada di angka Rp 43 miliar. Berkat kemudahan yang ditawarkan Simaya, angka ini melonjak menjadi Rp 49,97 miliar pada tahun 2024. Peningkatan sebesar hampir Rp 7 miliar ini memberikan kontribusi tambahan yang nyata bagi PAD Kabupaten Lamongan, yakni sebesar 0,26%.

Tidak hanya dari sisi penerimaan, Simaya juga berhasil meningkatkan tata kelola yang baik. Terjadi peningkatan akuntabilitas, partisipasi masyarakat, keadilan sosial, dan yang paling utama, transparansi dalam pelayanan publik. Indikator yang paling membahagiakan adalah tingkat kepuasan masyarakat. Pada tahun 2022, tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan PBB-P2 berada di angka 88,84%. Dalam kurun dua tahun, angka ini melesat menjadi 90,07% di tahun 2024, sebuah bukti bahwa digitalisasi yang diusung benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Laserku: Pendekatan Humanis yang Menyembuhkan dan Memberdayakan

Jika Simaya adalah representasi dari efisiensi digital, maka inovasi kedua, Laserku, adalah jiwa dari pembangunan inklusif di Lamongan. Awalnya, Laserku berfokus pada layanan pengobatan kesehatan melalui kunjungan rumah bagi masyarakat rentan, seperti lansia, penyandang disabilitas, dan keluarga miskin. Namun, seiring berjalannya waktu, cakupannya berkembang secara organik. Petugas di lapangan tidak hanya menemukan masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi yang saling berkaitan.

Laserku kemudian berevolusi menjadi program yang komprehensif, menangani tiga aspek sekaligus: kesehatan, sosial, dan ekonomi. Program ini tidak menunggu warga datang ke puskesmas atau kantor desa, tetapi justru mendatangi mereka, memahami kebutuhannya di akar rumput, dan memberikan solusi yang tepat sasaran.

Dampak Mendalam Laserku: Dari Harapan Hidup hingga Pemulihan Ekonomi

Data implementasi Laserku hingga saat ini sungguh mencengangkan dan penuh empati. Program ini telah menjangkau dan memberikan manfaat langsung kepada 5.131 Kepala Keluarga (KK). Bantuan yang diberikan sangat beragam dan sesuai kebutuhan, antara lain:

  • Bantuan sembako kepada 852 keluarga.

  • Bantuan uang tunai kepada 752 keluarga.

  • Pemberdayaan ekonomi untuk 114 keluarga.

  • Perbaikan rumah tidak layak huni untuk 518 keluarga.

Dampak kumulatif dari intervensi yang menyeluruh ini luar biasa. Program Laserku berhasil berkontribusi signifikan dalam meningkatkan angka harapan hidup masyarakat Lamongan. Angka harapan hidup yang sebelumnya 72,40 tahun, berhasil ditingkatkan menjadi 75,07 tahun pada 2024. Begitu pula dengan Indeks Kesehatan Kota Soto (IKSS) yang terus menunjukkan tren positif, dari 0,806 menjadi 0,847 di tahun 2024.

Kunci Keberlanjutan: Dukungan Sistemik dan Kolaborasi

Pak Yes mengungkapkan, keberhasilan dan keberlanjutan inovasi-inovasi di Lamongan tidak lepas dari dukungan sistemik yang dibangun. Beberapa pilar penopangnya adalah:

  1. Legalisasi Inovasi: Setiap inovasi memiliki payung hukum yang jelas.

  2. Budaya Kerja: Membangun mindset ASN yang pro-inovasi.

  3. Dukungan Anggaran: Alokasi anggaran yang memadai dan berkelanjutan.

  4. Kolaborasi: Dukungan dari seluruh elemen, termasuk masyarakat, akademisi, praktisi, swasta, dan media.

  5. Sinergi OPD: Kolaborasi yang solid antar Organisasi Perangkat Daerah.

  6. Insentif: Pemberian apresiasi kepada inovator.

Yang tak kalah penting, seluruh inovasi ini telah terintegrasi dan selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) hingga program prioritas pemerintah provinsi dan pusat. Hal ini memastikan bahwa inovasi bukanlah proyek sampingan, melainkan bagian utama dari strategi pembangunan Lamongan ke depan. Dengan dua inovasi unggulan ini, Lamongan tidak hanya berkompetisi untuk sebuah piala, tetapi sedang mempresentasikan sebuah model pembangunan berkelanjutan yang layak ditiru oleh daerah lain di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *