Infolamongan.id – 7 Oktober 1951, lahir seorang anak laki-laki dari keluarga terpandang yang kelak akan mengukir sejarah besar di Indonesia. Prabowo Subianto Djojohadikusumo adalah putra dari Soemitro Djojohadikusumo, seorang ekonom terkemuka yang memiliki pemikiran modern dan nasionalis. Ibunya, Dora Marie Sigar, berasal dari keluarga Minahasa yang juga berpendidikan tinggi.
Sejak kecil, Prabowo sudah merasakan hidup di berbagai negara karena situasi politik yang menimpa ayahnya. Soemitro sempat hidup dalam pengasingan akibat perbedaan pandangan dengan pemerintah saat itu. Hal ini membuat Prabowo menghabiskan masa kecilnya di Malaysia dan Inggris. Ia menempuh pendidikan di Victoria Institution, Kuala Lumpur, sebelum kemudian melanjutkan ke American School di London.
Meski hidup dalam lingkungan akademik yang kuat, darah patriotisme yang mengalir dalam dirinya membuatnya memilih jalan yang berbeda. Ia memutuskan kembali ke Indonesia dan mendaftar di Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang pada tahun 1970. Baginya, berjuang untuk negara adalah panggilan jiwa.
Mengukir Nama di Dunia Militer
Setelah lulus dari akademi pada tahun 1974, Prabowo memulai karier militernya di Komando Pasukan Khusus (Kopassus), satuan elite yang hanya diisi oleh prajurit terbaik Indonesia. Sebagai tentara, ia menunjukkan kepemimpinan yang kuat, keberanian di medan tempur, serta strategi yang matang dalam operasi militer.
Puncak karier militernya datang pada tahun 1996, ketika ia memimpin operasi pembebasan sandera di Mapenduma, Papua. Saat itu, sekelompok peneliti yang tergabung dalam Ekspedisi Lorentz 95 disandera oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Prabowo, sebagai Komandan Jenderal Kopassus, memimpin misi penyelamatan yang penuh risiko ini. Keberhasilannya dalam operasi tersebut semakin mengukuhkan reputasinya sebagai salah satu perwira paling berprestasi dalam sejarah militer Indonesia.
Namun, karier cemerlangnya terhenti pada tahun 1998, ketika Indonesia mengalami krisis politik besar yang berujung pada jatuhnya Presiden Soeharto. Sebagai menantu Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Prabowo berada dalam posisi yang sulit. Ia dicopot dari jabatannya dan akhirnya harus mengakhiri karier militernya.
Bagi banyak orang, ini mungkin adalah akhir. Namun bagi Prabowo, ini hanyalah awal dari perjalanan baru.
Kembali ke Panggung Politik
Setelah meninggalkan dunia militer, Prabowo menghilang dari sorotan publik selama beberapa tahun. Ia memilih untuk terjun ke dunia bisnis dan membangun usaha di berbagai sektor, mulai dari agribisnis hingga energi. Namun, panggilan untuk kembali melayani bangsa tak pernah pudar dalam hatinya.
Pada tahun 2008, ia mendirikan Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) sebagai kendaraan politiknya. Dengan visi nasionalis dan populis, Gerindra berkembang menjadi salah satu partai politik terbesar di Indonesia. Prabowo mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2014 dan 2019, namun harus menerima kekalahan dari Joko Widodo dalam dua kali pertarungan politik yang sengit.
Alih-alih menyerah, ia justru mengambil langkah strategis dengan bergabung ke dalam pemerintahan Jokowi sebagai Menteri Pertahanan pada tahun 2019. Dalam posisi ini, ia banyak terlibat dalam modernisasi pertahanan negara dan membangun hubungan diplomatik yang kuat dengan negara-negara besar.
Perjalanan panjangnya di dunia politik akhirnya membuahkan hasil pada tahun 2024, ketika ia kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden. Kali ini, dukungan rakyat lebih besar dari sebelumnya. Dengan mengusung visi kesejahteraan dan ketahanan nasional, Prabowo Subianto akhirnya terpilih sebagai Presiden ke-8 Indonesia.
Memimpin Indonesia: Awal Era Baru
Menjadi presiden bukanlah tugas yang mudah. Di hari-hari pertamanya memimpin, Prabowo langsung dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari ekonomi global yang tidak stabil hingga kebutuhan akan reformasi di berbagai sektor. Namun, dengan strategi dan pengalaman yang matang, ia meluncurkan beberapa program yang langsung mendapat perhatian publik.
Salah satu kebijakan yang paling populer adalah program makan siang gratis untuk anak-anak sekolah dan ibu hamil. Program ini bertujuan untuk meningkatkan gizi generasi muda serta menekan angka stunting di Indonesia. Meskipun ada kritik mengenai implementasi dan anggaran, kebijakan ini tetap mendapatkan dukungan besar dari masyarakat.
Selain itu, Prabowo juga fokus pada pembangunan infrastruktur, modernisasi pertahanan, dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Ia melanjutkan proyek-proyek besar yang telah dirintis oleh pemerintahan sebelumnya, sembari membawa pendekatan baru dalam kebijakan ekonomi dan pertahanan nasional.
Dari Prajurit Kopassus ke Orang Nomor Satu di Indonesia
Perjalanan Prabowo Subianto dari seorang prajurit Kopassus hingga menjadi Presiden Republik Indonesia adalah kisah tentang keteguhan, perjuangan, dan keyakinan terhadap masa depan bangsa.
Ia telah melalui berbagai pasang surut: kejayaan di dunia militer, kejatuhan akibat gejolak politik, perjuangan panjang di dunia bisnis dan politik, hingga akhirnya mendapatkan kepercayaan rakyat untuk memimpin negeri ini.
Kini, di usianya yang telah matang, ia membawa mimpi besar untuk Indonesia. Seperti yang selalu ia katakan:
“Saya ingin bangsa ini berdiri di atas kaki sendiri, kuat, sejahtera, dan dihormati di dunia.”
Kisahnya belum selesai. Babak baru bagi Indonesia baru saja dimulai.