Barang Kesukaan Generasi Z Kena Pajak 12 Persen: Dari Netflix hingga Voucher Game

Infolamongan.id – Generasi Z (Gen Z), yang dikenal sebagai generasi digital, kini harus menghadapi kenyataan bahwa sejumlah barang dan layanan favorit mereka dikenai pajak sebesar 12 persen. Peraturan ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah dalam meningkatkan pendapatan negara melalui Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Layanan Digital yang Kena Pajak

Sejumlah layanan digital yang akrab dengan kehidupan Gen Z masuk dalam daftar objek PPN 12 persen, termasuk:

  1. Netflix dan layanan streaming lainnya: Platform streaming video seperti Netflix, Disney+, dan lainnya menjadi incaran pajak karena popularitasnya yang tinggi di kalangan generasi muda.
  2. Spotify dan platform musik digital: Layanan streaming musik, yang sering menjadi teman belajar atau bekerja, juga tidak luput dari kebijakan ini.
  3. Voucher game dan item dalam aplikasi: Dengan semakin tingginya minat Gen Z terhadap dunia gaming, voucher untuk pembelian item dalam game seperti Mobile Legends, Free Fire, atau Genshin Impact juga dikenai PPN.
  4. Aplikasi premium dan software berlangganan: Aplikasi-aplikasi produktivitas, desain, atau hiburan dengan fitur premium juga termasuk dalam daftar.

Dampak pada Kebiasaan Konsumsi Gen Z

Kenaikan pajak ini diperkirakan akan memengaruhi pola konsumsi Gen Z, terutama yang masih bergantung pada uang saku atau pendapatan terbatas. Beberapa dari mereka mungkin akan lebih selektif dalam berlangganan layanan atau membeli item digital.

“Sekarang harus lebih hemat. Kalau biasanya subscribe Netflix sama Spotify sekaligus, mungkin sekarang pilih salah satu dulu,” ujar Dani, mahasiswa di Jakarta.

Alasan Penerapan Pajak

Pemerintah menyebut bahwa penerapan PPN pada layanan digital adalah langkah untuk menyeimbangkan perlakuan pajak antara produk lokal dan asing. Hal ini juga diatur dalam UU No. 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Dengan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat, layanan seperti Netflix dan Spotify dianggap sebagai sektor yang potensial untuk kontribusi pajak.

“Kebijakan ini diterapkan demi menjaga keadilan antara produk dalam negeri dan produk luar yang digunakan di Indonesia. Selain itu, pajak ini akan digunakan untuk mendukung pembangunan nasional,” kata seorang pejabat Kementerian Keuangan.

Reaksi dari Generasi Z

Meski kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat perekonomian, beberapa anggota Gen Z menyampaikan keberatan mereka. Banyak yang merasa bahwa beban pajak ini cukup memberatkan, terutama bagi mereka yang menggunakan layanan digital sebagai bagian dari gaya hidup sekaligus kebutuhan.

“Kalau ditambah pajak, biaya streaming atau beli voucher game jadi lebih mahal. Padahal, ini hiburan utama kami,” ungkap Laila, seorang gamer aktif di Lamongan.

Tips Hemat bagi Gen Z

Untuk menghadapi kenaikan biaya akibat PPN ini, ada beberapa tips yang bisa diterapkan:

  1. Berbagi akun langganan: Gunakan fitur family plan atau paket bersama untuk layanan streaming.
  2. Pilih promosi atau diskon: Manfaatkan momen-momen diskon seperti Hari Belanja Online Nasional.
  3. Batasi pengeluaran digital: Fokus pada layanan atau item yang benar-benar dibutuhkan.

Masa Depan Konsumsi Digital

Dengan penerapan pajak ini, diharapkan masyarakat, termasuk Gen Z, semakin sadar akan pentingnya kontribusi pajak bagi pembangunan negara. Namun, pemerintah juga diharapkan terus memberikan kebijakan yang mendukung ekonomi digital, seperti insentif bagi produk lokal atau layanan digital berbasis dalam negeri.

Dengan atau tanpa pajak, Gen Z tetap akan menjadi generasi yang memimpin tren digital, hanya saja mereka kini harus lebih cermat dalam mengatur pengeluaran untuk tetap menikmati gaya hidup digital yang dinamis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *